Pages

Jumat, 18 Oktober 2019

Alternatif Pembelajaran Jarak Jauh pada Layanan BK di Sekolah

Oleh : Iyut_Farhan

Pengantar



Layanan BK ( Bimbingan dan Konseling ) disekolah merupakan bagian integral dalam keseluruhan proses pendidikan yang dilaksanakan pada semua jenjang persekolahan. Implementasi Layanan BK secara efektif dan berkualitas tentunya akan memberikan dampak yang signifikan terhadap keseluruhan proses pendidikan yang dilalui oleh seluruh peserta didik tanpa terkecuali, sehingga Guru BK ( Bimbingan dan Konseling ) sebagai Penanggung Jawab Layanan BK di sekolah harus peka terhadap perubahan Paradigma yang terjadi secara keseluruhan, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin hari semakin meningkat, beragam isu perkembangan  yang selanjutnya menuntut penyesuaian dan perubahan seperti : kecakapan hidup Abad-21, era revolusi industry 4.0, generasi milenial yang sangat aktif menggunakan smartphonenya, penggunaan media sosial sebagai  perantara menyampaikan eksistensi diri, tuntutan untuk melakukan revolusi mental dengan berbagai program diantarnya pendidikan karakter dan literasi yang harus terigrasi dalam semua bentuk aktifitas dan layanan yang dilakukan baik dilingkungan sekolah, masyarakat dan menjadi bagian dari tuntutan dunia kerja saat ini.

Semua hal ini perlu menjadi perhatian agar layanan yang diberikan menjadi efektif dan bermanfaat bagi subjek yang memiliki keterkaitan serta hubungan baik langsung ataupun tidak langsung dengan proses layanan tersebut. Untuk menjawab tantangan terhadap semua Isu yang berkaitan dengan perkembangan yang terjadi secara global maka Pembelajaran Jarak Jauh ( PPJ ) terhadap Layanan BK sangat memungkinkan  untuk menunjang implementasi Layanan BK khususnya Layanan BK di sekolah .
Pembahasan

Gambaran Layanan BK


Berbagai upaya pendidikan telah dilakukan pada proses pembelajaran maupun proses layanan Bimbingan dan Konseling yang menyentuh seluruh peserta didik dalam semua jenjang persekolahan. Kegiatan layanan bimbingan dan konseling sebagai bagian integral dalam keseluruhan program pendidikan yang dimaksud untuk  membantu siswa dalam menyelesaikan seluruh tugas perkembangan dalam mengantarkan peserta didik menjadi pribadi yang mandiri sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yang termuat dalam Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Bimbingan dan Konseling untuk selanjutnya disingkat BK adalah upaya sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor atau guru Bimbingan dan Konseling untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik/Konseli untuk mencapai kemandirian dalam kehidupannya.


Kegiatan layanan BK  yang diatur pada Permendikbud Nomor 111 tahun 2014 menyatakan bahwa dalam rangka pengembangan kompetensi hidup, peserta didik memerlukan sistem layanan pendidikan di satuan pendidikan yang tidak hanya mengandalkan layanan pembelajaran mata pelajaran atau bidang studi dan manajemen, tetapi juga layanan bantuan khusus yang lebih bersifat psiko-edukatif melalui layanan BK, sebagaimana diketahui setiap peserta didik antara satu dengan yang lainnya berbeda dalam aspek kecerdasan, bakat, minat, kepribadian, kondisi fisik dan latar belakang keluarga serta pengalaman belajar yang menggambarkan adanya perbedaan masalah yang dihadapi peserta didik sehingga memerlukan layanan BK yang berbeda pula.

Selanjutnya penjelasan pada lampiran Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014 bahwa Pada Abad ke-21, setiap peserta didik dihadapkan pada situasi kehidupan yang kompleks, penuh peluang dan tantangan serta ketidakmenentuan. Dalam konstelasi kehidupan tersebut setiap peserta didik memerlukan berbagai kompetensi hidup untuk berkembang secara efektif, produktif, dan bermartabat serta bermaslahat bagi diri sendiri dan lingkungannya.
Peserta didik kita adalah generasi milenial yang dihadapkan dengan pengaruh perkembangan teknologi yang semakin komplit dan canggih harus mampu mengatasi berbagai persoalan hidup yang mereka hadapi serta harus memiliki kecakapan hidup abad-21 yang meliuputi ketrampilan 4 C : (1) Communication, (2) Collaboration, (3) Critikal Thinking and Problem Solving dan (4) Creative dan Innovative. Layanan BK sebagai bagian integral dari sistem pendidikan harus berupaya  untuk mengembangkan potensi dan kompetensi hidup peserta didik atau konseli yang efektif serta memfasilitasi mereka secara sistematik, terprogram, dan kolaboratif agar setiap peserta didik/konseli betul-betul mencapai kompetensi perkembangan atau pola perilaku yang diharapkan.


Paradigma BK memandang bahwa setiap peserta didik atau konseli memiliki potensi untuk berkembang secara optimal. Perkembangan optimal bukan sebatas tercapainya prestasi sesuai dengan kapasitas intelektual dan minat yang dimiliki, melainkan sebuah kondisi perkembangan yang memungkinkan peserta didik mampu mengambil pilihan dan keputusan secara sehat dan bertanggungjawab serta memiliki daya adaptasi tinggi terhadap dinamika kehidupan yang dihadapinya sesuai dengan tuntutan masa depan diera abad 21 yang mana mereka dihadapkan dengan perkembangan yang drastis mengalami perubahan baik dibidang pribadi, sosial, belajar dan karir sehingga mereka perlu tanggap terhadap hal ini.

Kegiatan Layanan BK merupakan kegiatan pemberian layanan yang meliputi bidang bimbingan pribadi, bidang bimbingan sosial, bidang bimbingan belajar dan bidang bimbingan karir dalam rangka membantu peserta didik untuk menyelesaikan tugas-tugas perkembangan siswa untuk mencapai kemandirian  dalam mengembangkan pribadi yang bertanggung jawab sejalan dengan tujuan pendidikan nasional. Pelaksanaan layanan BK disekolah dirancang dengan berbagai program dan kegiatan siswa baik secara klasikal, kelompok, maupun individual sesuai dengan program dan skala prioritas penyelesaian permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik.

Kondisi pelaksanaan layanan BK yang dilaksanakan disekolah pada saat ini masih diselenggarakan secara konvensional dan seadanya  dengan berbagai keterbatasan yang dimiliki oleh satuan pendidikan dengan kondisi dan daya dukung yang berbeda, penyampaian dan pelaksanaan layanan BK yang masih secara konvensional dan sekilas saja tentu tidak memberikan banyak kesempatan bagi peserta didik untuk memahami berbagai konsep yang seharusnya mereka fahami sebagai pedoman dalam mengembangkan perilaku yang sesuai dengan standar kompetensi perkembangan yang harus mereka selesaikan pada jenjang SMA  hal ini menuntut kepedulian serta peran serta guru sebagai tenaga pendidik untuk kreatif dan inovatif agar tujuan pembelajaran dan layanan dapat terlaksana dengan baik.

Peran Guru BK sebagai Konselor Sekolah


Dalam literatur asing, kata guidance sering disamakan dengan kata helping. Oleh karena itu secara harfiah bimbingan diartikan sebagai tindakan menolong atau memberikan bantuan, pertolongan atau bantuan dimaksud bukan berarti memberikan apa yang dibutuhkan, seperti memberikan makanan kepada indvidu yang lapar atau menuntun anak untuk menyeberangi jalan. Bantuan atau pertolongan yang dimaksud dalam bimbingan adalah memberdayakan individu agar ia dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Kebutuhan itu sendiri banyak ragamnya, yang antara lain berupa kebutuhan untuk berteman, berprestasi, mengaktualisasi diri, memperoleh penghargaan, menyesuaikan diri dan sebagainya. Agar individu mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhannya sendiri, maka ia perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan yang relevan. Untuk itu, bimbingan dapat diartikan sebagai usaha untuk memberdayakan individu agar dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya sendiri dengan cara memberikan pengetahuan-pengetahuan dan membelajarkan nilai-nilai, sikap dan keterampilan.


Dalam penerapnnya disekolah, bimbingan didefenisikan sebagai suatu system komprehensif dari fungsi, pelayanan dan program sekolah dirancang untuk mempengaruhi perkembangan pribadi dan kompetensi psikologis peserta didik. Jelas bahwa defenisi ini menegaskan kedudukan bimbingan sebagai komponen pendidikan. Sebagai komponen pendidikan, maka bimbingan meliputi penerapan seperangkat perlakuan yang dirancang untuk membantu peserta didik mencapai hasil-hasil perkembangan dan pendidikan secara optimal. Sebagai suatu bentuk pelayanan pendidikan, bimbingan seperti halnya pengejaran berisikan sejumlah fungsi dan tindakan yang dapat dimanfaatkan peserta didik untuk mencapai hasil-hasil perkembangan dan pendidikan ( Pietrofesa,dkk,1987. Dalam Nursalim, 2015 :18 )

Sedangkan Counseling merupakan suatu  bentuk model pendekatan dalam bidang pelayananatau intervensi psikologis. Konseling merupakan suatu hubungan professional anatara konselor terlatih dan klien. Hubungan itu selalu bersipat antar pribadi ( person to person ), meskipun seringkali melibatkan lebih dari dua orang. Hubungan tersebut dirancang untuk membantu klien memperoleh pemahaman tentang kehidupannya dan utnuk belajar mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkannya sendiri dengan cara memanfaatkan sumber-sumber informasi yang terpercaya dan melalui pemecahan masalah- masalah emosional dan interpersonal ( George & Cristiani, 2001; McLeod, 2003 Dalam Nursalim, 2015: 19 )


Pembahasan tentang peran ( role ) konsleor seringkali disetarakan dengan fungsi ( function ) konselor, peran dan fungsi merupakan posisi yang berbeda, konsep peran lebih ditekankan pada bagian akhir yang dituju, sedangkan fungsi menegaskan kegiatan atau aktiviats dalam rangka pencapaian tujuan. Peran didefenisikan sebagai harapan-harapan ( expectations ) dan perilaku dikaitkan dengan suatu posisi; sedangkan fungsi diartikan sebagai aktivitas yang ditujkan bagi suatu peran. Dengan kata lain. Peran berkaitan dengan suatu posisi; sementara rincian perbuatan dalam menjalankan posisi berarti fungsi.


Peran utama seorang konselor disekolah adalah memberikan layanan konseling, konslutasi, dan koordinasi ( Shertzer & Stone, 1981 ). Sementara itu, Barruth dan Robinson ( 1987 ) serta Gibson dan Mitchell ( 1995 ) mengemukakan beberapa peran utama  konselor di sekolah, yakni sebagai konselor, konsultan, koordinator, agen perubahan, assessor, pengembang karier, dan agen pencegahan. Berikut dalah deskripsi singkat masing-masing peran tersebut.

a.    Konselor sebagai Terapis/ Pewawancara
Konselor sebagai terapis atau pewawancara berarti suatu usaha membantu ( menyembuhkan ) orang lain yang dilakukan konselor melalui suatu proses wawancara konseling. Inilah mengapa ada beberapa orang yang mengatakan bahwa konseling merupakan jantung dari bimbingan sehingga ketidakmampuan konselor melakukan proses konseling akan menghilangkan ciri khas atau keunggulan dari profesi bimbigan dan konseling

b.    Konselor sebagai Konsultan
Peran kedua yang harus dilakukan oleh seorang konselor/guru pembimbing adalah sebagai konsultan. Untuk dipercaya sebagai konsultan yang baik tidaklah mudah karena tidak sembarang orang mampu melakukannya. Menurut Dinkmeyer dan Carlson tahun 2006 dalam Nursalim 2015 : 79, ada beberapa karakteristik dan kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang konsultan, yaitu : 1) bersikap empati dan memahami bagaimana orang lain merasa dan mengalami dunianya; 2) mampu berhubungan dengan peserta didik dan guru ( oramg dewasa lainnya; 3) sensitive terhadap kebutuhan orang lain; 4) menyadari adanya dinamika psikologis, motivasi, dan tujuan dari tingkah laku manusia; 5) memahami dinamika kelompok dan kebermaknaannya bagi pelaksanaan pendidikan; 6) mampu membangun hubungan yang ditandai dengan saling mempercayai dan menghormati; 7) mampu mempertanggungjawabkan masalah-masalah penting; 8) mampu menetapkan penting atau tidaknya suatu hal dan persyaratan bagi suatu hubungan yang menolong; 9) mampu memberikan isnpirasi bagi sejumlah tingkat kepemimpinan.

c.    Konselor sebagai Agen Perubahan
Peran sebagai agen perubahan bermakna bahwa keselurhan lingkungan konseli harus dapat berfungsi sehingga dapat mempengaruhi kesehatan mental konseli agar menjadi lebih baik dan dapat digunakan konselor untuk memperkuat atau meningkatkan keberfungsian konseli.

d.   Konselor sebagai Agen Pencegahan
Sebagai agen pencegahan, guru pembimbing berperan untuk mencegah perkembangan yang salah dan atau mencegah terjadinya msalah. Peranan sebagai agen pencegah dapat dilakukan melalui kegiatan atau program yang bersifat antisipatif ( minimal usaha-usaha yang bersifat preventif ), misalnya layanan informasi, penempatan dan penyaluran.

e.    Konselor sebagai Koordinator
Konselor selalu memiliki peran sebagai koordinator. Sehubungan dengan itu, konselor harus sanggup menangani berbagai segi pelayanan yang memiliki ragam variasi pengharapan dan peran yang beragam seperti yang telah dikemukakan sebelumnya.
f.     Konselor sebagai Agen Orientasi
Konselor sekolah jiga memiliki peran sebagai agen orientasi. Sebagai fasilitator perkembangan manusia, para konselor sekolah perlu mengakui pentingnya orientasi peserta didik terhadap tujuan dan lingkungan sekolahnya.

g.    Konselor sebagai Assesor
Konselor juga memiliki peran sebagai assessor, yakni melakukan penialaian kepada peserta didik berdasarkan data hasil tes maupun non-tes. Data hasil pengukuran, tersebut diinterpretasikan untuk memperoleh pemahaman akurat tentang konseli beserta potensi-potensinya, dampak budaya pada perkembangan konseli, dan pengaruh factor-faktor lingkungan lain pada perilaku konseli.

h.    Konselor sebagai Pengembang Karier
Peran lain yang tak kalah penting bagi konselor adalah sebagai pengembang karier. Pentingnya pendidikam disekolah sebagai pengambil keputusan peserta didik menegaskan pentingnya memberikan perhatian pada perkembangan karier peserta didik.
                                                                     

 Pembelajaran Jarak Jauh ( PPJ ) dan  Implikasinya terhadap Layanan BK di Sekolah



Konselor menjadi salah satu profesi yang cukup bergengsi pada perkembangan abad 21,karena profesi konselor yang erat kaitannya dengan permasalahan perkembangan manusia, bagaimana mereka berhadapan dan bertindak dalam lingkungan sosial mereka berada. Permasalahan yang dihadapi oleh manusia menjadi semakin kompleks ketika memasuki era digital dengan kemajuan teknologi atau biasa disebut dengan era globalisasi yang menjadikan perkembangan mobilitas manusia menjadi serba cepat. Menurut Luhur (2009) abad 21 atau era globalisasi yang telah kita masuki ini ditandai dengan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi, semakin canggihnya sistem komunikasi dan arus informasi, persaingan yang semakin ketat dalam standar pemenuhan pasar internasional yang berupa produk dari gagasan dan pikiran serta tuntutan kerja yang semakin profesional. Memasuki perkembangan era yang semakin kompleks ini menuntut setiap profesi untuk ikut berkembang melihat arah kemana untuk menjadikan profesi tersebut tetap eksis dan dibutuhkan oleh masyarakat.

Profesi konselor yang hadir menunjukan keeksistensiannya dalam menghadapi tantangan global, dengan mengikuti pola perkembangan manusia tidak membuat profesi konselor menjadi profesi yang bebas nilai dan lepas kontrol tetapi tetap menjadi profesi yang tetap memegang nilai-nilai dan etika keprofesian.

menurut Prayitno dalam Wibowo (2014) bahwa visi profesi konseling yaitu terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang membahagiakan melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam memberikan dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar individu dapat berkembang secara optimal dan mandiri.


Sejalan dengan  Peran dan Fungsi konselor disekolah sebgai tenaga profesioanl dalam menjawab tantangan Aabad 21 bahwasannya Guru Pembimbing atau Konselor sekolah perlu tanggap serta selalu kreatif dalam melakukan innovasi-inovasi termasuk dalam pemanfaatan untuk pelayanan konseling agar lebih optimal.

Pembelajaran Jarak jauh dengan landasan hukum yang mendasarinya serta prinsip-prinsip pengembangannya menjadi suatu hal yang layak untuk dipertimbangkan untuk menunjang pelaksanaan layanan BK yang dapat menyentuh seluruh peserta didik secara optimal dan tepat sasaran sehingga individu dapat mencapai  kemandiriannya dalam proses perkembangan secara individu maupun kehidupan efektif konseli atau peserta didik.

Salah satu bentuk layanan jarak jauh yang saat ini banyak di gunakan adalah Cyber Counseling yang telah menjadi salah satu bentuk layanan yang memanfaatkan perkembangan teknologi dan informasi yang berkembang saat ini. Jaringan internet yang telah menjadi kebutuhan  pokok dalam aktivitas sehari-hari hamper semua individu pada semua rentang usia menjadi modal utama untuk melakukan pelayanan jarak jauh dengan menggunakan media teknologi informasi dan komunikasi sebagai media layanan bimbingan dan konseling dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran jarak jauh yakni melalui tahapan: desain dan pengembangan system, interactivity, active learning, visual imagery, dan komunikasi yang efektif. Tahapan dalam pengembangan Layanan BK jarak jauh   melalui proses analisis, desain layanan, pengembangan , implementasi layanan dan penilaian serta tindak lanjut layanan. Moh. Surya (2006) mengemukakan bahwa sejalan dengan perkembangan teknologi komputer, interaksi antara konselor dengan klien tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi dapat juga dilakukan melalui hubungan secara virtual (maya) melalui internet, dalam bentuk cyber counseling.

Hal lain yang perlu difahami bahwasannya pada jenjang persekolahan di dominasi generasi Z, generasi ini dikelompokkan  sebagai generasi yang diperkirakan berada pada tahun kelahiran 1995 – 2010. Generasi Z merupakan generasi yang paling muda yang baru memasuki angkatan kerja. Generasi ini biasanya disebut dengan generasi internet atau Igeneration. Generasi Z lebih banyak berhubungan sosial lewat dunia maya. Sejak kecil, generasi ini sudah banyak dikenalkan oleh teknologi dan sangat akrab dengan smartphone dan dikategorikan sebagai generasi yang kreatif.

Ciri/Karakteristik: Lebih menyukai kegiatan sosial dibandingkan generasi sebelumnya, lebih suka di perusahaan start up, multi tasking, sangat menyukai teknologi dan ahli dalam mengoperasikan teknologi tersebut, peduli terhadap lingkungan, mudah terpengaruh terhadap lingkungan mengenai produk



Berdasarkan karakteristik tersebut, maka layanan BK dengan memanfaatkan jaringan internet dapat dijadikan alternatif untuk melaksanakan layanan BK di sekolah namun dengan tetap mempertimbangkan efektifitas layanan yang akan diselenggarakan dengan mempertimbangkan tujuan, manfaat, azas, prinsip termasuk jenis layanan yang dapat memanfaatkan layanan jarak jauh tersebut. Jangan sampai layanan yang dilakukan terkesan asal-asalan dan memaksakan diri untuk memanfaatkan konsep pembelajaran jarak jauh jika nantinya layanan tersebut bukan memberi solusi namun malah mendatangkan persoalan atau permasalahan yang baru, oleh karena itu guru BK atau konselor harus benar-benar memahami fungsi layanan yang akan dilaksanakan tersebut.

Penutup

Implementasi Layanan BK sebagai bagian integral dari pendidikan memberikan banyak kontribusi terhadap pembentukan kemandirian peserta didik. Guru BK atau konselor memegang peran penting dalam membimbing serta memfasilitasi para peserta didik untuk melalui tugas-tugas perkembangannya. Perkembangan teknologi dan informasi memberikan alternatif layanan jarak jauh tanpa harus melakukan kontak langsung antara konselor dan konselinya, ada beberapa media yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan bimbingan dan konseling jarak jauh, misalnya melalui email, messenger, whatsapp, panggilan video untuk konseling dan media lainnya. Semua hal ini dapat dimanfaatkan secara beretika yang disesuaikan dengan kebutuhan klien serta tujuan layanan  diberikan, karena tidak semua layanan dapat diakomodir melalui layanan jarak jauh. Untuk pemanfaatan Layanan jarak jauh sebagai alternatif layanan  harus dipertimbangkan dan dipersiapkan ,selanjutnya hal ini juga menuntut kemampuan SDM untuk mengakses dan menggunakn media-media tersebut sebagai sarana untk melakukan komunikasi dan Interaksi.

( Pembaca yang Budiman, Pembelajaran jarak jauh  pada layanan  BK di era digital saat ini menjadi alternatif yang dapat dipertimbangkan, jika hal ini dilaksanakan apakah layanan BK yang selenggarakan akan efektif dan profesional??? )

Daftar Pustaka

Danim,S..2011.Perkembangan Peserta Didik.Alfabeta. Bandung.

Direktorat Pembinaan SMA Kemdikbud. 2017. Panduan Penguatan peran Guru BK dalam Implementasi Kurikulum 2013.

Koswara,E.1991. Teori-teori Kepribadian. Penerbit PT. Eresco. Bandung

Kemdikbud Drektorat Guru dan Tenaga Kependidikan. 2016. Panduan Operasional Penyelenggaraan BK SMA.

Nursalim, M. 2015. Pengembangan Profesi Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Erlangga.

Renita, M. & Purnomo,Y., 2007 Bimbingan dan Konseling SMA. Penerbit             Esis.Jakarta Sumadi, S. 2001 ( cetakan kesebelas). Psikologi Pendidikan, PT. Raja Grafindo : Jakarata







Rabu, 16 Oktober 2019

Artificial Intelligence ( AI ) , Internet of Things ( IoT ) dan Pembelajaran




Shared by : Iyut farhan

Pengantar

Saat ini Komputer dan manusia memiliki ketergantungan pada Internet untuk segala informasi dan berbagai keperluan, Istilah Internet of Thing Lahir dari keterikatan tersebut, pada dasarnya IoT bertujuan untuk memudahkan segala kegiatan manusia.  Internet of Things adalah sebuah konsep yang memiliki tujuan memperluas manfaat dari konektivitas internet yang tersambung secara terus menerus. Beberapa unsur pembentuk IoT salah satunya adalah Artificial Intelligence (AI ) atau Kecerdasan buatan adalah kecerdasan yang ditambahkan kepada suatu sistem yang bisa diatur dalam konteks ilmiah. IoT dan AI dapat menunjang proses belajar, namun hal yang tak kalah pentingnya bahwa lahirnya IoT dan AI adalah sebagai bagian dari hasil belajar yang dilakukan oleh manusia itu sendiri. Berikut ini akan dipaparkan Gambaran tentang Artificial Intelligence ( AI ) dan Internet of Things ( IoT ) serta kaitannya dengan aktiviatas belajar atau proses pembelajaran.

Pembahasan

A. Mengenal Artificial Intellgence

Artificial Intelligence adalah terminologi yang muncul tahun 1956 untuk pertama kali melalui konferensi iptek di Darthmouth, AS. AI dianggap sebagai salah satu penemuan besar yang membawa dampak besar bagi perubahan kehidupan manusia, selain penemuan roda, api, dan listrik. Salah satu konsep yang diprediksi akan mendorong tren produk teknologi masa depan ini juga sudah mulai diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kecerdasan buatan adalah kecerdasan yang ditambahkan kepada suatu sistem yang bisa diatur dalam konteks ilmiah atau bisa disebut juga intelegensi artifisial (bahasa InggrisArtificial Intelligence) atau hanya disingkat AI, didefinisikan sebagai kecerdasan entitas ilmiah. Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan kecerdasan buatan sebagai “kemampuan sistem untuk menafsirkan data eksternal dengan benar, untuk belajar dari data tersebut, dan menggunakan pembelajaran tersebut guna mencapai tujuan dan tugas tertentu melalui adaptasi yang fleksibel”.[1] Sistem seperti ini umumnya dianggap komputer. Kecerdasan diciptakan dan dimasukkan ke dalam suatu mesin (komputer) agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang dapat dilakukan manusia. Beberapa macam bidang yang menggunakan kecerdasan buatan antara lain sistem pakarpermainan komputer (games), logika fuzzyjaringan saraf tiruan dan robotika.
AI atau kecerdasan buatan adalah sebuah teknologi yang dibuat cerdas atau diberi kecerdasan seperti manusia. Artificial intelligence yang sering disingkat dengan nama AI ini bermanfaat sebagai teknologi terbaru dan membuat mesin menjadi lebih pintar.

Sejarah Singkat Artificial Intelligence atau Kecerdasan Buatan
  • Program kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence pertama kali dicetuskan pada tahun 1951an. Tidak bisa dipungkiri bahwa di tahun tersebut memang sedang gencar-gencarnya pembuatan cikal bakal, konsep, hingga teknologi berbasis AI. Dan, AI sendiri pertama kali digunakan di University of Manchester untuk menjalankan sebuah mesin bernama Ferranti Mark 1.
  • Beberapa waktu kemudian, Christopher Strachey melanjutkan konsep kecerdasan buatan untuk menjalankan sebuah permainan catur, dimana bidak catur tersebut dapat berjalan secara otomatis dan mampu bermain melawan manusia sungguhan. Pada saat itu konsep papan catur Christopher Strachey disambut hangat oleh pemain catur seluruh dunia, sebab mereka masih bisa bermain catur walau hanya seorang diri.
  • Berlanjut pada tahun 1956, kecerdasan buatan tidak hanya dibuat untuk memudahkan bermain catur saja. Melainkan pada saat konferensi pertamanya, John McCharty menamai algoritma teknologi tersebut dengan sebutan “Artificial Intelligence”. Istilah tersebut masih digunakan hingga sekarang oleh para pakar teknologi.
  • Terakhir, konsep dan teknologi kecerdasan buatan disempurnakan oleh seorang ahli yang namanya masih diingat sampai sekarang sebagai seorang pakar kecerdasan buatan, yaitu Alan Turin. Pada saat itu, Alan Turin meneliti dan menguji coba algoritma AI yang diberi nama dengan “Turing Test”. Hingga seiring berkembangnya waktu, konsep teknologi AI banyak digunakan di berbagai teknologi baik itu multimedia, search engine, dan masih banyak lainnya. Rasanya itulah sekilas mengenai sejarah AI yang diramalkan akan membuat kemajuan teknologi dengan sangat luar biasa.


Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan sudah menjadi sesuatu yang menjadi perhatian karena berpengaruh pada pekerjaan manusia. Namun sebenarnya apa itu AI? Secara singkatnya, mengacu pada simulasi kecerdasan manusia dalam mesin yang deprogram untuk berpikir seperti manusia dan meniru tindakannya.

Istilah ini juga dapat diterapkan pada mesin apa pun yang menunjukkan sifat-sifat yang terkait dengan pikiran manusia. Di mana prosesnya termasuk dengan pembelajaran (perolehan informasi dan aturan untuk menggunakan informasi), penalaran (menggunakan aturan untuk mencapai perkiraan kesimpulan yang pasti) dan koreksi diri, dilansir dari search enterprise AI dan Investopedia. Karakteristik ideal AI adalah kemampuannya untuk merasionalisasi dan mengambil tindakan yang memiliki peluang terbaik untuk mencapai tujuan tertentu.
AI memiliki 2 kategori yaitu lemah atau kuat. AI lemah (weak AI) yang juga dikenal sebagai AI sempit adalah sistem AI yang dirancang dan dilatih untuk tugas tertentu. Sedangkan AI kuat (strong AI), juga dikenal sebagai kecerdasan buatan umum adalah sistem AI dengan kemampuan kognitif manusia secara umum. Ketika disajikan dengan tugas khusus, sistem AI kuat dapat menemukan solusi tanpa campur tangan manusia.

Tujuan Adanya Artificial Intelligence Artificial intelligence adalah suatu perkembangan teknologi yang tujuan dibentuknya karena beberapa hal berikut ini. Membentuk teknologi atau mesin yang lebih pintar Tujuan utama dikembangkannya kecerdasan buatan yaitu untuk membuat suatu teknologi atau mesin menjadi lebih pintar sehingga akan memudahkan pekerjaan manusia.
Tujuan ilmiah dibentuknya teknologi kecerdasan ini ialah untuk membuat suatu mesin yang mampu memahami kecerdasan seperti bisa memecahkan masalah dengan lebih cepat, lebih teliti, lebih efektif, dan efisien. Adanya AI ini tentu memudahkan semua orang. Membuat suatu teknologi yang lebih bermanfaat Dari segi entrepreneurial kecerdasan buatan mampu membuat suatu usaha mendapatkan hasil lebih maksimal karena teknologi dengan AI akan mempermudah pekerjaan. Suatu pekerjaan akan terasa ringan dan bisa selesai dalam waktu cepat. AI juga mampu mengumpulkan dan menganalisis suatu data sehingga anda bisa mengetahui peluang terbaru untuk bisnis anda.

Algoritma canggih yang digunakan dalam AI membuat AI mampu menganalisis data yang dikumpulkannya. Kemampuan menganalisis data ini bisa dilihat contohnya dalam prediksi aplikasi yang anda suka dalam play store. Saran aplikasi yang muncul dalam akun play store anda merupakan hasil analisis AI setelah mengumpulkan data aplikasi yang anda install, buka, ataupun inginkan.
AI juga bisa digunakan dalam menganalisis prediksi penjualan yang dilakukan oleh suatu perusahaan, tingkat konsumsi masyarakat, bisa menganalisis tingkat keuntungan, dan masih banyak lainnya. Mengolah big data Kemampuan selanjutnya ialah teknologi yang mampu mengolah big data. Big data merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan data yang sangatlah besar. Adanya AI dengan respon cepat ini lama kelamaan mampu menggantikan pekerjaan seorang customer service.AI lebih teliti dibanding editor. Melakukan deeper personalization Kemampuan selanjutnya yaitu AI mampu melakukan deeper personalization.AI adalah kecerdasan buatan yang bersifat permanen karena memang bisa digunakan berulang-ulang, dimana saja, dan kapan saja.
Artificial Intelligence biasanya berbentuk mesin atau software , tujuan dari AI ini adalah untuk menggantikan peran manusia agar sebuah pekerjaan atau pemecahan suatu masalah dapat lebih mudah dan efisien . 

Contoh Penerapan Artificial Intelligence

Filter email di Gmail

Google menggunakan AI untuk memastikan bahwa hampir semua email yang diterima dalam kotak masukmu bersifat asli. Filter email di Gmail berupaya mengurutkan email ke dalam sejumlah kategori, yakni utama, sosial, promosi, pembaruan, forum, dan spam. Program ini membantu mengorganisir email-mu sehingga kamu pun lebih mudah melakukan komunikasi melalui email.

Contohnya, Gmail mengurutkan email menjadi 4 kategori tab yang berbeda, dan mengirim email spam ke dalam folder terpisah. Google juga mengklaim bahwa pemfilteran berbasis AI mencegah lebih dari 99% spam masuk ke kotak masuk email-mu.

Discover Weekly di Spotify

Bagi kamu yang menggunakan Spotify untuk mendengarkan musik kesukaan, secara tidak langsung setiap harinya kamu sudah berhubungan dengan Artificial Intelligence. Playlist Discover Weekly yang dirilis Spotify pada tahun 2015 lalu mampu menggabungkan rekomendasi yang sesuai dengan bantuan AI. Mendasarkan analisisnya dari apa yang telah kamu dengarkan sebelumnya, Discover Weekly di Spotify memberikanmu playlist yang dipersonalisasi sehingga memberikan rangkaian rekomendasi musik yang sangat mungkin kamu sukai.

Meningkatkan sosial media

AI memudahkan pengguna untuk mencari dan berkomunikasi dengan teman dan rekan bisnis melalui sosial media. Manfaat penggunaan AI dalam sosial media bisa ditemukan pada LinkedIn. AI digunakan untuk membantu mencocokkan kandidat dengan pekerjaan dengan harapan dapat menciptakan kecocokan yang lebih tinggi antara bos dan karyawan.
Selain LinkedIn, AI juga digunakan pada Pinterest. Alat LENS Pinterest menggunakan AI untuk mengidentifikasi objek dalam gambar. Apabila kamu mengambil gambar objek menggunakan alat LENS Pinterest, fitur AI di didalamnya akan membantumu menemukan gambar objek serupa. Dalam beberapa kasus, kamu bahkan bisa menemukan penjual produk objek yang kamu ambil untuk melakukan pembelian.

Navigasi dan travel

Dari sejumlah contoh di atas, dapat terlihat bahwa penerapan Artificial Intelligence di kehidupan sekarang cukup luas. Salah satu contoh yang sepertinya dirasakan oleh setiap orang saat ini adalah travel dan navigasi.
B. IoT  ( Internet of Things )

Apa itu Internet of Things?


Internet of Things adalah suatu konsep dimana objek tertentu punya kemampuan untuk mentransfer data lewat jaringan tanpa memerlukan adanya interaksi dari manusia ke manusia ataupun dari manusia ke perangkat komputer.
Internet of Things leih sering disebut dengan singkatannya yaitu IoT. IoT ini sudah berkembang pesat mulai dari konvergensi teknologi nirkabel, micro-electromechanical systems (MEMS), dan juga Internet.
IoT ini juga kerap diidentifikasikan dengan RFID sebagai metode komunikasi. Walaupun begitu, IoT juga bisa mencakup teknologi-teknologi sensor lainnya, semacam teknologi nirkabel maupun kode QR yang sering kita temukan di sekitar kita.
Apa saja kemampuan dari IoT? Adapun kemampuannya bermacam-macam contohnya dalam berbagi data, menjadi remote control, dan masih banyak lagi yang lainnya. Sebenarnya fungsinya termasuk juga diterapkan ke benda yang ada di dunia nyata, di sekitar kita. Apa saja contohnya? Contohnya adalah untuk pengolahan bahan pangan, elektronik, dan berbagai mesin atau teknologi lainnya yang semuanya tersambung ke jaringan lokal maupun global lewat sensor yang tertanam dan selalu menyala aktif.
Jadi, sederhananya istilah Internet of Things ini mengacu pada mesin atau alat yang bisa diidentifikasikan sebagai representasi virtual dalam strukturnya yang berbasis Internet.

Cara Kerja Internet of Things


Cara Kerja Internet of Things itu seperti apa? Sebenarnya IoT bekerja dengan memanfaatkan suatu argumentasi pemrograman, dimana tiap-tiap perintah argumen tersebut bisa menghasilkan suatu interaksi antar mesin yang telah terhubung secara otomatis tanpa campur tangan manusia dan tanpa terbatas jarak berapapun jauhnya.
Jadi, Internet di sini menjadi penghubung antara kedua interaksi mesin tersebut. Lalu di mana campur tangan manusia? Manusia dalam IoT tugasnya hanyalah menjadi pengatur dan pengawas dari mesin-mesin yang bekerja secara langsung tersebut.
Adapun tantangan terbesar yang bisa menjadi hambatan dalam mengkonfigurasi IoT adalah bagaimana menyusun jaringan komunikasinya sendiri. Mengapa itu menjadi sulit dan problematik? Ini sebenarnya dikarenakan jaringannya sangatlah kompleks. Selain itu, IoT juga sesungguhnya sangat perlu suatu sistem keamanan yang cukup ketat. Disamping masalah tersebut, biaya pengembangan IoT yang mahal juga sering menjadi penyebab kegagalannya. Ujung-ujungnya, pembuatan dan pengembangannya bisa berakhir gagal produksi.

Unsur-unsur Pembentuk IoT

Ada beberapa unsur pembentuk IoT yang mendasar termasuk kecerdasan buatan, konektivitas, sensor, keterlibatan aktif serta pemakaian perangkat berukuran kecil. Berikut, kami akan menjelaskan masing-masing unsur pemberntuk secara singkat:

  • Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI) − IoT membuat hampir semua mesin yang ada menjadi “Smart”. Ini berarti IoT bisa meningkatkan segala aspek kehidupan kita dengan pengembangan teknologi yang didasarkan pada AI. Jadi, pengembangan teknologi yang ada dilakukan dengan pengumpulan data, algoritma kecerdasan buatan, dan jaringan yang tersedia. Sebenarnya ya contohnya bisa jadi mesin yang tergolong sederhana semacam meningkatkan/mengembangkan lemari es/kulkas Anda sehingga bisa mendeteksi jika stok susu dan sereal favorit Anda sudah hampir habis, bahkan bisa juga membuat pesanan ke supermarket secara otomatis jika stok mau habis. Penerapan kecerdasan buatan ini memang sangatlah menarik.
  • Konektivitas − Dalam IoT, ada kemungkinan untuk membuat/membuka jaringan baru, dan jaringan khusus IoT. Jadi, jaringan ini tak lagi terikat hanya dengan penyedia utamanya saja. Jaringannya tidak harus berskala besar dan mahal, bisa tersedia pada skala yang jauh lebih kecil dan lebih murah. IoT bisa menciptakan jaringan kecil tersebut di antara perangkat sistem.
  • Sensor − Sensor ini merupakan pembeda yang membuat IoT unik dibanding mesin canggih lainnya. Sensor ini mampu mendefinisikan instrumen, yang mengubah IoT dari jaringan standar dan cenderung pasif dalam perangkat, hingga menjadi suatu sistem aktif yang sanggup diintegrasikan ke dunia nyata sehari-hari kita.
  • Keterlibatan Aktif (Active Engagement) − Engangement yang sering diterapkan teknologi umumnya yang termasuk pasif. IoT ini mengenalkan paradigma yang baru bagi konten aktif, produk, maupun keterlibatan layanan.
  • Perangkat Berukuran Kecil − Perangkat, seperti yang diperkirakan para pakar teknologi, memang menjadi semakin kecil, makin murah, dan lebih kuat dari masa ke masa. IoT memanfaatkan perangkat-perangkat kecil yang dibuat khusus ini agar menghasilkan ketepatan, skalabilitas, dan fleksibilitas yang baik.

C. AI dan IoT dalam Pembelajaran
Belajar merupakan kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap jenjang pendidikan. Dalam keseluruhan proses pendidikan,  kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dan penting dalam keseluruhan proses pendidikan.

Belajar adalah proses atau usaha yang dilakukan tiap individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap dan nilai yang positif sebagai pengalaman untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. Kegiatan belajar tersebut ada yang dilakukan di sekolah, di rumah, dan di tempat lain seperti di museum, di laboratorium, di hutan dan dimana saja. Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri dan akan menjadi penentu terjadinya atau tidak terjadinya prosesbelajar.

Menurut Vernon S. Gerlach & Donal P. Ely dalam bukunya teaching & Media-A systematic Approach (1971) dalam Arsyad (2011: 3) mengemukakan bahwa “belajar adalah perubahan perilaku, sedangkan perilaku itu adalah tindakan yang dapat diamati. Dengan kata lain perilaku adalah suatu tindakan yang dapat diamati atau hasil yang diakibatkan oleh tindakan atau beberapa tindakan yang dapat diamati”.

Sedangkan Menurut Gagne dalam Whandi (2007) belajar di definisikan sebagai “suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman”. Slameto (2003: 5) menyatakan belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh  suatu perubahan tingkah laku  yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
 

Dengan pesatnya perkembangan teknologi dan tersedianya jaringan internet saat ini memnyebabkan berbagai akses ilmu dan informasi sangat mudah dan sangat cepat. Proses pembelajaran tidak terlepas dari perkembangan teknologi itu sendiri, Smartphone yang dimilki hampir seluruh siswa menjadi media yang sangat membantu untuk proses pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat dilakukan dimana saja tanpa terbatas ruang dan waktu.

Proses pendidikan sebagai upaya membekali SDM dengan berbagai ilmu dan pengetahuan yang tujuan akhirnya adalah kemandirian dari peserta didik yang suatu saat akan memasuki kehidupan orang dewasa yang memilki peran didalam dunia kerja dan masyaraka tsaat  ini akan melahirkan kompetisi dan persaingan yang ketat.

Setiap individu di tuntut untuk peduli serta mampu memanfaatkan berbagai media yang sangat variatif dan multifungsi, bahkan berbagai pekerjaan baru seperti berbagai bisnis startup mulai bermunculan dengan berbagai vitur dan kemudahan akses, hal ini tentu saja menuntut individu harus mampu meningkatkan kemampuan diri.

Artificial Inlelegence ( AI ) serta Internet of Things ( IoT )menjadi suatu hal yang akan selalu  memiliki ruang dan tempat dilingkungan Individu diera saat ini, bahkan generasi yang lerlahir tanpa jaringan internet ditantang untuk mampu memanfaatkan serta memberikan manfaat terhadap generasi yang terlahir di era kebebasan akses dan jaringan internet yang telah menjadi kebutuhan pokok serta menjadi konsumsi dan hal yang dianggap wajar semua individu pada tingkatan usia.

Dengan perkembangan yang pesat, sudah selayaknya proses pembelajaran secara proaktif dapat memanfaatkan internet sebagai suatu kebutuhan yang relevan dengan perkembangan zaman secara positif. Generasi milenial yang memanfaatkan internet untuk meunjukkan eksistensi diri terhadap jejaring sosial juga di tuntut agar mampu menggunakan berbagai media yang tersedia sebagai tantangan masa depan yang lebih baik, namun pemanfaatan kecerdasan buatan dan IoT yang dapat mempermudah berbagai aktivitas dan pekerjaan harus tetap memperhatikan  nilai-nilai agama, moral  serta etika yang gencar diprogramkan pemerintah dalam seruan revolusi mental dan pendidikan karakter, satu hal yang tak kalah penting dengan perkembangan teknologi dan informasi yang semakin berkembang pesat dan canggih yang selalu meningkatkan kemampuan literasi, karena dengan mengembangkan perilaku yang literat tentu saja harapan yang kita harapkan SDM di Indonesia akan menjadi SDM yang smart dan bermaartabat.

Perkembangan dan pemnafaatan AI dan IoT Pada semua aspek kehidupan menutut kepedulian kita bersama agar Indonesia semakin lebih baik yang dimulai dengan mewujudan SDM yang smart dan berdaya saing serta tetap memilki akhlak serta menerapkan nilai-nilai budi pekerti yang luhur sebagai pengguna dan penyedia berbagai layanan dengan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi di era revolusi indistri 4.0 saat ini.

Dengan berbagai kemudahahan yang ada saat ini, yakinlah bahwa proses pembelajaran yang hakiki  akan selalu menjadi point penting yang akan selalu menuntun manusia sepanjang hayat. Ingat Pembelajaran adalah kebutuhan yang akan terjadi kapan saja dan dimana saja serta sepanjang masa, dalam semua proses kehidupan akan selalu terjadi aktivitas belajar dan proses belajar. AI dan IoT sebagai media bahkan terigrasi  untuk mempermudah berbagai proses sejalan dengan berbagai aktivitas yang dilakukan oleh Individu.

Penutup

Internet of Things ( IoT ) lahir dari semakin tingginya aktifitas setiap Manusia dengan menggunakan jaringan Internet pada berbagai media informasi dan komunikasi, mulai dari perangkat komputer, laptop, notebook, mac book, sampai pada  Smartphone dan Android yang selalu menemani berbagai aktifitas setiap individu. Jejaring sosial sebagai salah satu wujud ketergantungan individu terhadap internet yang berkembang pesat telah melahirkan beraneka ragam interaksi termasuk penunjang lahirnya bisnis baru yang berbasis komputer dan jaringan internet. Dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi  dan komunikasi di era digital ini juga memberikan peluang bagi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence ( AI ) semakin berkembang  yang sebenarnya secara konsep telah ada sejak tahun 1951, tentu saja ini memberikan dampak yang signifikan dalam seluruh aspek kehidupan manusia  termasuk aktifitas belajar ataupun pada proses pembelajaran, karena pada hakikatnya belajar adalah aktifitas yang menyatu dalam bentuk apapun kegiatan individu itu sendiri. 

IoT dan AI dapat menunjang proses belajar, begitu pula sebaliknya bahwa manusia akan selalu belajar untuk memnfaatkan dan menciptakan hal-hal baru yang berkaitan dengan teknologi itu sendiri. Namun hal yang harus di waspadai jangan sampai perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang ada saat ini membuat generasi kita lengah dan mengabaikan nilai-nilai agama, akhlak dan budi pekerti yang luhur, karena sejatinya  karakter yang baik akan membawa dampak yang baik serta menunjang bagi kemajuan dimasa yang akan datang.

( Nah bagaimana dengan tanggapan pembaca tentang perkembangan IoT dan AI, apakah ini akan membawa pada kemajuan yang hakiki seperti lahirnya generasi yang lebih kreatif dan inovatif ??? Ataukah sebaliknya justru ini akan memberikan dampak terhadap kemerosotan akhlak dan moral generasi??? )

Referensi :
  1. https://id.wikipedia.org/wiki/Kecerdasan_buatan
  2. https://www.dewaweb.com/blog/internet-of-things/https://id.wikipedia.org/wiki/Internet_untuk_Segala