Pages

Rabu, 16 Oktober 2019

Artificial Intelligence ( AI ) , Internet of Things ( IoT ) dan Pembelajaran




Shared by : Iyut farhan

Pengantar

Saat ini Komputer dan manusia memiliki ketergantungan pada Internet untuk segala informasi dan berbagai keperluan, Istilah Internet of Thing Lahir dari keterikatan tersebut, pada dasarnya IoT bertujuan untuk memudahkan segala kegiatan manusia.  Internet of Things adalah sebuah konsep yang memiliki tujuan memperluas manfaat dari konektivitas internet yang tersambung secara terus menerus. Beberapa unsur pembentuk IoT salah satunya adalah Artificial Intelligence (AI ) atau Kecerdasan buatan adalah kecerdasan yang ditambahkan kepada suatu sistem yang bisa diatur dalam konteks ilmiah. IoT dan AI dapat menunjang proses belajar, namun hal yang tak kalah pentingnya bahwa lahirnya IoT dan AI adalah sebagai bagian dari hasil belajar yang dilakukan oleh manusia itu sendiri. Berikut ini akan dipaparkan Gambaran tentang Artificial Intelligence ( AI ) dan Internet of Things ( IoT ) serta kaitannya dengan aktiviatas belajar atau proses pembelajaran.

Pembahasan

A. Mengenal Artificial Intellgence

Artificial Intelligence adalah terminologi yang muncul tahun 1956 untuk pertama kali melalui konferensi iptek di Darthmouth, AS. AI dianggap sebagai salah satu penemuan besar yang membawa dampak besar bagi perubahan kehidupan manusia, selain penemuan roda, api, dan listrik. Salah satu konsep yang diprediksi akan mendorong tren produk teknologi masa depan ini juga sudah mulai diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kecerdasan buatan adalah kecerdasan yang ditambahkan kepada suatu sistem yang bisa diatur dalam konteks ilmiah atau bisa disebut juga intelegensi artifisial (bahasa InggrisArtificial Intelligence) atau hanya disingkat AI, didefinisikan sebagai kecerdasan entitas ilmiah. Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan kecerdasan buatan sebagai “kemampuan sistem untuk menafsirkan data eksternal dengan benar, untuk belajar dari data tersebut, dan menggunakan pembelajaran tersebut guna mencapai tujuan dan tugas tertentu melalui adaptasi yang fleksibel”.[1] Sistem seperti ini umumnya dianggap komputer. Kecerdasan diciptakan dan dimasukkan ke dalam suatu mesin (komputer) agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang dapat dilakukan manusia. Beberapa macam bidang yang menggunakan kecerdasan buatan antara lain sistem pakarpermainan komputer (games), logika fuzzyjaringan saraf tiruan dan robotika.
AI atau kecerdasan buatan adalah sebuah teknologi yang dibuat cerdas atau diberi kecerdasan seperti manusia. Artificial intelligence yang sering disingkat dengan nama AI ini bermanfaat sebagai teknologi terbaru dan membuat mesin menjadi lebih pintar.

Sejarah Singkat Artificial Intelligence atau Kecerdasan Buatan
  • Program kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence pertama kali dicetuskan pada tahun 1951an. Tidak bisa dipungkiri bahwa di tahun tersebut memang sedang gencar-gencarnya pembuatan cikal bakal, konsep, hingga teknologi berbasis AI. Dan, AI sendiri pertama kali digunakan di University of Manchester untuk menjalankan sebuah mesin bernama Ferranti Mark 1.
  • Beberapa waktu kemudian, Christopher Strachey melanjutkan konsep kecerdasan buatan untuk menjalankan sebuah permainan catur, dimana bidak catur tersebut dapat berjalan secara otomatis dan mampu bermain melawan manusia sungguhan. Pada saat itu konsep papan catur Christopher Strachey disambut hangat oleh pemain catur seluruh dunia, sebab mereka masih bisa bermain catur walau hanya seorang diri.
  • Berlanjut pada tahun 1956, kecerdasan buatan tidak hanya dibuat untuk memudahkan bermain catur saja. Melainkan pada saat konferensi pertamanya, John McCharty menamai algoritma teknologi tersebut dengan sebutan “Artificial Intelligence”. Istilah tersebut masih digunakan hingga sekarang oleh para pakar teknologi.
  • Terakhir, konsep dan teknologi kecerdasan buatan disempurnakan oleh seorang ahli yang namanya masih diingat sampai sekarang sebagai seorang pakar kecerdasan buatan, yaitu Alan Turin. Pada saat itu, Alan Turin meneliti dan menguji coba algoritma AI yang diberi nama dengan “Turing Test”. Hingga seiring berkembangnya waktu, konsep teknologi AI banyak digunakan di berbagai teknologi baik itu multimedia, search engine, dan masih banyak lainnya. Rasanya itulah sekilas mengenai sejarah AI yang diramalkan akan membuat kemajuan teknologi dengan sangat luar biasa.


Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan sudah menjadi sesuatu yang menjadi perhatian karena berpengaruh pada pekerjaan manusia. Namun sebenarnya apa itu AI? Secara singkatnya, mengacu pada simulasi kecerdasan manusia dalam mesin yang deprogram untuk berpikir seperti manusia dan meniru tindakannya.

Istilah ini juga dapat diterapkan pada mesin apa pun yang menunjukkan sifat-sifat yang terkait dengan pikiran manusia. Di mana prosesnya termasuk dengan pembelajaran (perolehan informasi dan aturan untuk menggunakan informasi), penalaran (menggunakan aturan untuk mencapai perkiraan kesimpulan yang pasti) dan koreksi diri, dilansir dari search enterprise AI dan Investopedia. Karakteristik ideal AI adalah kemampuannya untuk merasionalisasi dan mengambil tindakan yang memiliki peluang terbaik untuk mencapai tujuan tertentu.
AI memiliki 2 kategori yaitu lemah atau kuat. AI lemah (weak AI) yang juga dikenal sebagai AI sempit adalah sistem AI yang dirancang dan dilatih untuk tugas tertentu. Sedangkan AI kuat (strong AI), juga dikenal sebagai kecerdasan buatan umum adalah sistem AI dengan kemampuan kognitif manusia secara umum. Ketika disajikan dengan tugas khusus, sistem AI kuat dapat menemukan solusi tanpa campur tangan manusia.

Tujuan Adanya Artificial Intelligence Artificial intelligence adalah suatu perkembangan teknologi yang tujuan dibentuknya karena beberapa hal berikut ini. Membentuk teknologi atau mesin yang lebih pintar Tujuan utama dikembangkannya kecerdasan buatan yaitu untuk membuat suatu teknologi atau mesin menjadi lebih pintar sehingga akan memudahkan pekerjaan manusia.
Tujuan ilmiah dibentuknya teknologi kecerdasan ini ialah untuk membuat suatu mesin yang mampu memahami kecerdasan seperti bisa memecahkan masalah dengan lebih cepat, lebih teliti, lebih efektif, dan efisien. Adanya AI ini tentu memudahkan semua orang. Membuat suatu teknologi yang lebih bermanfaat Dari segi entrepreneurial kecerdasan buatan mampu membuat suatu usaha mendapatkan hasil lebih maksimal karena teknologi dengan AI akan mempermudah pekerjaan. Suatu pekerjaan akan terasa ringan dan bisa selesai dalam waktu cepat. AI juga mampu mengumpulkan dan menganalisis suatu data sehingga anda bisa mengetahui peluang terbaru untuk bisnis anda.

Algoritma canggih yang digunakan dalam AI membuat AI mampu menganalisis data yang dikumpulkannya. Kemampuan menganalisis data ini bisa dilihat contohnya dalam prediksi aplikasi yang anda suka dalam play store. Saran aplikasi yang muncul dalam akun play store anda merupakan hasil analisis AI setelah mengumpulkan data aplikasi yang anda install, buka, ataupun inginkan.
AI juga bisa digunakan dalam menganalisis prediksi penjualan yang dilakukan oleh suatu perusahaan, tingkat konsumsi masyarakat, bisa menganalisis tingkat keuntungan, dan masih banyak lainnya. Mengolah big data Kemampuan selanjutnya ialah teknologi yang mampu mengolah big data. Big data merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan data yang sangatlah besar. Adanya AI dengan respon cepat ini lama kelamaan mampu menggantikan pekerjaan seorang customer service.AI lebih teliti dibanding editor. Melakukan deeper personalization Kemampuan selanjutnya yaitu AI mampu melakukan deeper personalization.AI adalah kecerdasan buatan yang bersifat permanen karena memang bisa digunakan berulang-ulang, dimana saja, dan kapan saja.
Artificial Intelligence biasanya berbentuk mesin atau software , tujuan dari AI ini adalah untuk menggantikan peran manusia agar sebuah pekerjaan atau pemecahan suatu masalah dapat lebih mudah dan efisien . 

Contoh Penerapan Artificial Intelligence

Filter email di Gmail

Google menggunakan AI untuk memastikan bahwa hampir semua email yang diterima dalam kotak masukmu bersifat asli. Filter email di Gmail berupaya mengurutkan email ke dalam sejumlah kategori, yakni utama, sosial, promosi, pembaruan, forum, dan spam. Program ini membantu mengorganisir email-mu sehingga kamu pun lebih mudah melakukan komunikasi melalui email.

Contohnya, Gmail mengurutkan email menjadi 4 kategori tab yang berbeda, dan mengirim email spam ke dalam folder terpisah. Google juga mengklaim bahwa pemfilteran berbasis AI mencegah lebih dari 99% spam masuk ke kotak masuk email-mu.

Discover Weekly di Spotify

Bagi kamu yang menggunakan Spotify untuk mendengarkan musik kesukaan, secara tidak langsung setiap harinya kamu sudah berhubungan dengan Artificial Intelligence. Playlist Discover Weekly yang dirilis Spotify pada tahun 2015 lalu mampu menggabungkan rekomendasi yang sesuai dengan bantuan AI. Mendasarkan analisisnya dari apa yang telah kamu dengarkan sebelumnya, Discover Weekly di Spotify memberikanmu playlist yang dipersonalisasi sehingga memberikan rangkaian rekomendasi musik yang sangat mungkin kamu sukai.

Meningkatkan sosial media

AI memudahkan pengguna untuk mencari dan berkomunikasi dengan teman dan rekan bisnis melalui sosial media. Manfaat penggunaan AI dalam sosial media bisa ditemukan pada LinkedIn. AI digunakan untuk membantu mencocokkan kandidat dengan pekerjaan dengan harapan dapat menciptakan kecocokan yang lebih tinggi antara bos dan karyawan.
Selain LinkedIn, AI juga digunakan pada Pinterest. Alat LENS Pinterest menggunakan AI untuk mengidentifikasi objek dalam gambar. Apabila kamu mengambil gambar objek menggunakan alat LENS Pinterest, fitur AI di didalamnya akan membantumu menemukan gambar objek serupa. Dalam beberapa kasus, kamu bahkan bisa menemukan penjual produk objek yang kamu ambil untuk melakukan pembelian.

Navigasi dan travel

Dari sejumlah contoh di atas, dapat terlihat bahwa penerapan Artificial Intelligence di kehidupan sekarang cukup luas. Salah satu contoh yang sepertinya dirasakan oleh setiap orang saat ini adalah travel dan navigasi.
B. IoT  ( Internet of Things )

Apa itu Internet of Things?


Internet of Things adalah suatu konsep dimana objek tertentu punya kemampuan untuk mentransfer data lewat jaringan tanpa memerlukan adanya interaksi dari manusia ke manusia ataupun dari manusia ke perangkat komputer.
Internet of Things leih sering disebut dengan singkatannya yaitu IoT. IoT ini sudah berkembang pesat mulai dari konvergensi teknologi nirkabel, micro-electromechanical systems (MEMS), dan juga Internet.
IoT ini juga kerap diidentifikasikan dengan RFID sebagai metode komunikasi. Walaupun begitu, IoT juga bisa mencakup teknologi-teknologi sensor lainnya, semacam teknologi nirkabel maupun kode QR yang sering kita temukan di sekitar kita.
Apa saja kemampuan dari IoT? Adapun kemampuannya bermacam-macam contohnya dalam berbagi data, menjadi remote control, dan masih banyak lagi yang lainnya. Sebenarnya fungsinya termasuk juga diterapkan ke benda yang ada di dunia nyata, di sekitar kita. Apa saja contohnya? Contohnya adalah untuk pengolahan bahan pangan, elektronik, dan berbagai mesin atau teknologi lainnya yang semuanya tersambung ke jaringan lokal maupun global lewat sensor yang tertanam dan selalu menyala aktif.
Jadi, sederhananya istilah Internet of Things ini mengacu pada mesin atau alat yang bisa diidentifikasikan sebagai representasi virtual dalam strukturnya yang berbasis Internet.

Cara Kerja Internet of Things


Cara Kerja Internet of Things itu seperti apa? Sebenarnya IoT bekerja dengan memanfaatkan suatu argumentasi pemrograman, dimana tiap-tiap perintah argumen tersebut bisa menghasilkan suatu interaksi antar mesin yang telah terhubung secara otomatis tanpa campur tangan manusia dan tanpa terbatas jarak berapapun jauhnya.
Jadi, Internet di sini menjadi penghubung antara kedua interaksi mesin tersebut. Lalu di mana campur tangan manusia? Manusia dalam IoT tugasnya hanyalah menjadi pengatur dan pengawas dari mesin-mesin yang bekerja secara langsung tersebut.
Adapun tantangan terbesar yang bisa menjadi hambatan dalam mengkonfigurasi IoT adalah bagaimana menyusun jaringan komunikasinya sendiri. Mengapa itu menjadi sulit dan problematik? Ini sebenarnya dikarenakan jaringannya sangatlah kompleks. Selain itu, IoT juga sesungguhnya sangat perlu suatu sistem keamanan yang cukup ketat. Disamping masalah tersebut, biaya pengembangan IoT yang mahal juga sering menjadi penyebab kegagalannya. Ujung-ujungnya, pembuatan dan pengembangannya bisa berakhir gagal produksi.

Unsur-unsur Pembentuk IoT

Ada beberapa unsur pembentuk IoT yang mendasar termasuk kecerdasan buatan, konektivitas, sensor, keterlibatan aktif serta pemakaian perangkat berukuran kecil. Berikut, kami akan menjelaskan masing-masing unsur pemberntuk secara singkat:

  • Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI) − IoT membuat hampir semua mesin yang ada menjadi “Smart”. Ini berarti IoT bisa meningkatkan segala aspek kehidupan kita dengan pengembangan teknologi yang didasarkan pada AI. Jadi, pengembangan teknologi yang ada dilakukan dengan pengumpulan data, algoritma kecerdasan buatan, dan jaringan yang tersedia. Sebenarnya ya contohnya bisa jadi mesin yang tergolong sederhana semacam meningkatkan/mengembangkan lemari es/kulkas Anda sehingga bisa mendeteksi jika stok susu dan sereal favorit Anda sudah hampir habis, bahkan bisa juga membuat pesanan ke supermarket secara otomatis jika stok mau habis. Penerapan kecerdasan buatan ini memang sangatlah menarik.
  • Konektivitas − Dalam IoT, ada kemungkinan untuk membuat/membuka jaringan baru, dan jaringan khusus IoT. Jadi, jaringan ini tak lagi terikat hanya dengan penyedia utamanya saja. Jaringannya tidak harus berskala besar dan mahal, bisa tersedia pada skala yang jauh lebih kecil dan lebih murah. IoT bisa menciptakan jaringan kecil tersebut di antara perangkat sistem.
  • Sensor − Sensor ini merupakan pembeda yang membuat IoT unik dibanding mesin canggih lainnya. Sensor ini mampu mendefinisikan instrumen, yang mengubah IoT dari jaringan standar dan cenderung pasif dalam perangkat, hingga menjadi suatu sistem aktif yang sanggup diintegrasikan ke dunia nyata sehari-hari kita.
  • Keterlibatan Aktif (Active Engagement) − Engangement yang sering diterapkan teknologi umumnya yang termasuk pasif. IoT ini mengenalkan paradigma yang baru bagi konten aktif, produk, maupun keterlibatan layanan.
  • Perangkat Berukuran Kecil − Perangkat, seperti yang diperkirakan para pakar teknologi, memang menjadi semakin kecil, makin murah, dan lebih kuat dari masa ke masa. IoT memanfaatkan perangkat-perangkat kecil yang dibuat khusus ini agar menghasilkan ketepatan, skalabilitas, dan fleksibilitas yang baik.

C. AI dan IoT dalam Pembelajaran
Belajar merupakan kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap jenjang pendidikan. Dalam keseluruhan proses pendidikan,  kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dan penting dalam keseluruhan proses pendidikan.

Belajar adalah proses atau usaha yang dilakukan tiap individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap dan nilai yang positif sebagai pengalaman untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. Kegiatan belajar tersebut ada yang dilakukan di sekolah, di rumah, dan di tempat lain seperti di museum, di laboratorium, di hutan dan dimana saja. Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri dan akan menjadi penentu terjadinya atau tidak terjadinya prosesbelajar.

Menurut Vernon S. Gerlach & Donal P. Ely dalam bukunya teaching & Media-A systematic Approach (1971) dalam Arsyad (2011: 3) mengemukakan bahwa “belajar adalah perubahan perilaku, sedangkan perilaku itu adalah tindakan yang dapat diamati. Dengan kata lain perilaku adalah suatu tindakan yang dapat diamati atau hasil yang diakibatkan oleh tindakan atau beberapa tindakan yang dapat diamati”.

Sedangkan Menurut Gagne dalam Whandi (2007) belajar di definisikan sebagai “suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman”. Slameto (2003: 5) menyatakan belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh  suatu perubahan tingkah laku  yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
 

Dengan pesatnya perkembangan teknologi dan tersedianya jaringan internet saat ini memnyebabkan berbagai akses ilmu dan informasi sangat mudah dan sangat cepat. Proses pembelajaran tidak terlepas dari perkembangan teknologi itu sendiri, Smartphone yang dimilki hampir seluruh siswa menjadi media yang sangat membantu untuk proses pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat dilakukan dimana saja tanpa terbatas ruang dan waktu.

Proses pendidikan sebagai upaya membekali SDM dengan berbagai ilmu dan pengetahuan yang tujuan akhirnya adalah kemandirian dari peserta didik yang suatu saat akan memasuki kehidupan orang dewasa yang memilki peran didalam dunia kerja dan masyaraka tsaat  ini akan melahirkan kompetisi dan persaingan yang ketat.

Setiap individu di tuntut untuk peduli serta mampu memanfaatkan berbagai media yang sangat variatif dan multifungsi, bahkan berbagai pekerjaan baru seperti berbagai bisnis startup mulai bermunculan dengan berbagai vitur dan kemudahan akses, hal ini tentu saja menuntut individu harus mampu meningkatkan kemampuan diri.

Artificial Inlelegence ( AI ) serta Internet of Things ( IoT )menjadi suatu hal yang akan selalu  memiliki ruang dan tempat dilingkungan Individu diera saat ini, bahkan generasi yang lerlahir tanpa jaringan internet ditantang untuk mampu memanfaatkan serta memberikan manfaat terhadap generasi yang terlahir di era kebebasan akses dan jaringan internet yang telah menjadi kebutuhan pokok serta menjadi konsumsi dan hal yang dianggap wajar semua individu pada tingkatan usia.

Dengan perkembangan yang pesat, sudah selayaknya proses pembelajaran secara proaktif dapat memanfaatkan internet sebagai suatu kebutuhan yang relevan dengan perkembangan zaman secara positif. Generasi milenial yang memanfaatkan internet untuk meunjukkan eksistensi diri terhadap jejaring sosial juga di tuntut agar mampu menggunakan berbagai media yang tersedia sebagai tantangan masa depan yang lebih baik, namun pemanfaatan kecerdasan buatan dan IoT yang dapat mempermudah berbagai aktivitas dan pekerjaan harus tetap memperhatikan  nilai-nilai agama, moral  serta etika yang gencar diprogramkan pemerintah dalam seruan revolusi mental dan pendidikan karakter, satu hal yang tak kalah penting dengan perkembangan teknologi dan informasi yang semakin berkembang pesat dan canggih yang selalu meningkatkan kemampuan literasi, karena dengan mengembangkan perilaku yang literat tentu saja harapan yang kita harapkan SDM di Indonesia akan menjadi SDM yang smart dan bermaartabat.

Perkembangan dan pemnafaatan AI dan IoT Pada semua aspek kehidupan menutut kepedulian kita bersama agar Indonesia semakin lebih baik yang dimulai dengan mewujudan SDM yang smart dan berdaya saing serta tetap memilki akhlak serta menerapkan nilai-nilai budi pekerti yang luhur sebagai pengguna dan penyedia berbagai layanan dengan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi di era revolusi indistri 4.0 saat ini.

Dengan berbagai kemudahahan yang ada saat ini, yakinlah bahwa proses pembelajaran yang hakiki  akan selalu menjadi point penting yang akan selalu menuntun manusia sepanjang hayat. Ingat Pembelajaran adalah kebutuhan yang akan terjadi kapan saja dan dimana saja serta sepanjang masa, dalam semua proses kehidupan akan selalu terjadi aktivitas belajar dan proses belajar. AI dan IoT sebagai media bahkan terigrasi  untuk mempermudah berbagai proses sejalan dengan berbagai aktivitas yang dilakukan oleh Individu.

Penutup

Internet of Things ( IoT ) lahir dari semakin tingginya aktifitas setiap Manusia dengan menggunakan jaringan Internet pada berbagai media informasi dan komunikasi, mulai dari perangkat komputer, laptop, notebook, mac book, sampai pada  Smartphone dan Android yang selalu menemani berbagai aktifitas setiap individu. Jejaring sosial sebagai salah satu wujud ketergantungan individu terhadap internet yang berkembang pesat telah melahirkan beraneka ragam interaksi termasuk penunjang lahirnya bisnis baru yang berbasis komputer dan jaringan internet. Dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi  dan komunikasi di era digital ini juga memberikan peluang bagi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence ( AI ) semakin berkembang  yang sebenarnya secara konsep telah ada sejak tahun 1951, tentu saja ini memberikan dampak yang signifikan dalam seluruh aspek kehidupan manusia  termasuk aktifitas belajar ataupun pada proses pembelajaran, karena pada hakikatnya belajar adalah aktifitas yang menyatu dalam bentuk apapun kegiatan individu itu sendiri. 

IoT dan AI dapat menunjang proses belajar, begitu pula sebaliknya bahwa manusia akan selalu belajar untuk memnfaatkan dan menciptakan hal-hal baru yang berkaitan dengan teknologi itu sendiri. Namun hal yang harus di waspadai jangan sampai perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang ada saat ini membuat generasi kita lengah dan mengabaikan nilai-nilai agama, akhlak dan budi pekerti yang luhur, karena sejatinya  karakter yang baik akan membawa dampak yang baik serta menunjang bagi kemajuan dimasa yang akan datang.

( Nah bagaimana dengan tanggapan pembaca tentang perkembangan IoT dan AI, apakah ini akan membawa pada kemajuan yang hakiki seperti lahirnya generasi yang lebih kreatif dan inovatif ??? Ataukah sebaliknya justru ini akan memberikan dampak terhadap kemerosotan akhlak dan moral generasi??? )

Referensi :
  1. https://id.wikipedia.org/wiki/Kecerdasan_buatan
  2. https://www.dewaweb.com/blog/internet-of-things/https://id.wikipedia.org/wiki/Internet_untuk_Segala


19 komentar:

  1. Assalamu'alaikum Wr. Wb ...
    Salam Edukasi ...
    Ulasan Yang menarik tentang IoT Dan AI Yang tentu saja ini akan menambah wawasan bagi para pembaca Yang budiman ,kecerdasan buatan sebagai bagian dari perkembangan Teknologi Informasi Dan komunikasi memberikan kontribusi Yang besar terhadap semua lini kehidupan, Pendidikan sebagai bagian Yang fundamental tentu saja berdampak signifikan terhadap perkembangan ini , SDM Yang terlibat langsung dengan proses pendidikan Dan proses pembelajaran yang menjadi bagian penting dari pendidikan itu sendiri harus peka terhadap perkembangan Yang ada termasuk dalam pemanfaatan internet sebagai kebutuhan bagi semua Individu tanpa memndang batas usia , hal ini perlu menjadi perhatian bersama agar teknologi seperti IoT Dan AI ini menjadi bermanfaat Dan menunjang berbagai aktifitas Yang kita lakukan. ..Demikan Terima kssih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh..
      Terima kasih atas tanggapannya Bapak/Ibu yang Budiman, tentunya pemikiran yang anda sampaikan benar adanya, bahwasnnya semua orang dewasa baik yang terlibat ataupun yang tidak terlibat secara langsung terhadap pendidikan ataupun proses pembelajaran harus tetap peka dan peduli dengan perkembangan yang terjadi termasuk tentang berbagai situasi, kongisi, tuntutan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia digital saat ini ataupun konsep-konsep baru, karena hal ini akan memberikan kontribusi yang saat bermanfaat dalam berbagai kegiatan dan aktifitas yang dilakukan, terutama dunia pendidikan yang merupak sistem yang sangat berperan dalam membangun generasi yang mandiri, kreatif, inovatif serta tetap memiliki akhlak dan budi pekerti, AI dan Iot dapat menunjang tujuan yang ingin dicapai karena berperan untuk membantu memudahkan pekerjaan manusia diberbagai bidang, yang terpenting hal ini dapat menunjang dan bermanfaat secara positif. Salam sukses selalu...

      Hapus
  2. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh..
    AI dan Iot merupakan satu keterkaitan yang tidak dapat dipisahkan. Pemanfaatan internet untuk menunjang segala aspek kehidupan sangat bermanfaat asalkan dibekali dengan landasan etika dan moral bagi generasi millenial. Lingkungan keluarga merupakan tempat dimana peseta didik atau generasi yang hidup di zaman millenial membentuk karakter awal, apabila lingkungan keluarga mampu membentuk karakter pondasi etika dan karakter yang baik maka pada usia remaja hingga dewasa mereka mampu memanfaatkan AI dan IoT dengan bijak dan memanfaatkannya dengan bijaksana pula, baik dalam dunia pendidikan maupun dalam dunia kerja untuk mencapai tujuan yang diinginkan sehingga membangun generasi millenial yang memiliki akhlak dan budi pekerti serta menjadi generasi yang tangguh. Dengan pesatnya perkembangan teknologi dan tersedianya jaringan internet saat ini memnyebabkan berbagai akses ilmu dan informasi sangat mudah dan sangat cepat. Proses pembelajaran tidak terlepas dari perkembangan teknologi itu sendiri, Smartphone yang dimilki hampir seluruh siswa menjadi media yang sangat membantu untuk proses pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat dilakukan dimana saja tanpa terbatas ruang dan waktu.
    menurut saya, dalam tulisan diatas saya belum menemui dampak dari pemanfaatan AI dan IoT dalam segala aspek kehidupan, ada baiknya sdri. Iyut memberikan gambaran tentang dampak negatif tersebut sehingga pembaca mengetahui dan bisa mengantisipasi dampak tersebut.
    terimakasih atas perhatian dan tanggapannya.. wassalam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh...

      Terima Kasih Kak Nurhasanah atas tanggapannya.
      Penggunaan Kecerdasan Buatan dan Internet merupakan aktifitas yang telah mengarah menjadi sebuah kebutuhan yang penting bagi hampir semua individu hampir pada semua tingkatan usia, tentu saja hal ini akan memberikan kontribusi yang besar terhadap kehidupan manusia pada umumnya termasuk memberikan dampak yang signifikan baik dampak secara positif maupun negatif.

      Dampak Negatif penggunaan AI dan IoT akan muncul sejalan dengan penggunaan kedua hal tersebut secara tidak bijak, dalam artikle telah dibahas tentang berbagai upaya yang harus dilakukan untuk meminimalisir dampak negatif pemanfaatan jaringan internet. Dampak Negatif kecerdasan buatan akan mempersempit kesempatan kerja ketika pekerjaan pekerjaan yang dilakukan oleh manusia diambil alih oleh robot kendali, sedangkan dampak negatif penggunaan jaringan internet akan mempermudah peluang akses konten-konten yang tidak diharapkan, dapat memicu tindakan kekerasan atau bullying jika pemanfaatan internet tidak di dasari dengan pemahaman nilai-nilai agama, norma, dan etika dalam memnfaatkan teknologi, Demikian.. Salam Sukses

      Hapus
  3. Assalamualaikum warohamtullahi wabarokatuh ...

    Mohon izin menanggapi artikel yang diulas di atas mengenai AI dan IoT dalam Pembelajaran, dimana hal tersebut merupakan salah dua representasi dari kehidupan abad ini.

    Perkembangan IoT dan AI telah menggeser paradigma konsep belajar tentang dan dari teknologi menjadi dengan dan atau melalui teknologi. Artinya teknologi telah menjadi bagian integral dan tidak terpisahkan dari kehidupan manusia, terutama generasi milenial sekarang yang serba auto. Esensinya AI dan IoT dapat melayani kebutuhan yang berbeda dari berbagai karakteristik pebelajar yang berbeda. AI dan IoT ini sudah dipandang sebagai proses yang dapat mentransformasi keinginan atau tuntutan alamiah.

    Dengan melihat perkembangan dan kemajuan teknologi yang begitu cepat tentunya akan membawa dampak yang positif bagi pembelajaran jika diarahkan pada koridornya. Untuk itu, seyogyanya dalam pemanfaatannya pebelajar perlu mendapat pengawalan atau semacam edukasi dari orang dewasa di sekitarnya, apakah orang tua, guru dan sebagainya. Pondasi pembentukan karakter berawal dari keluarga untuk itu kendali akhlaq tetap menjadi tanggung jawab orang dewasa disekitarnya.

    Perkembangan digital ini bisa menjadikan pebelajar kreatif dan inovatif namun bisa juga menjadi pisau yang bermata dua. Untuk itu, tetap menjaga, memperhatikan, mengawasi, mengedukasi dan menyayangi adalah hal yang tidak boleh terlupa diberikan kepada generasi milenial ini.

    Demikian tanggapan dari saya dan terima kasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikumsalam warahmatullai Wabarakatuh..

      Terima kasih Saudari Adhita atas tanggapannya yang mampu mengarahkan pembaca agar dapat lebih memhami AI dan IoT sebagai bagian dari teknologi yang hadir dalam kehidupan manusia di erbagai bidang yang tanpa kita sadari bahwa bagian ini telah menjadi kebutuhan wajib bagi individu pada Era ini.

      Benar sekali pengawasan sangat harus kita lakukan terhadap pengguna teknologi yang masih belia dan belum memiliki kemapuan yang optimal untuk melakukan filterisasi terhadap berbagai dampak dari teknologi yang digunaknnya.

      Oleh karenanya ada baiknya orang-orang dewasa memberikan teladan untuk memanfaatkan kecerdasan buatan dan internet secara bijak serta berbasis pada kebutuhan prioritas.

      Demikian. Salam Sukses

      Hapus
  4. terimakasih atas postingannya bu iyut, penjelasan yang panjang dan lebar, sangat menarik untuk disimak, menurut saya artikel ini sangat menarik. perkembangan Teknologi Informasi Dan komunikasi sangat berpengaruh pada situasi kehidupan saat ini. khususnya pada bidang pendidikan, sebagaimana latar belakang saya yang juga menajdi pendidik di jenjang pendidikan jarak jauh. dengan adanya jaringan internet, maka akan sangat mendukung sekali proses pembelajaran yang terjadi di lini kami. walaupun kami tidak hharus bertemu atau bertatap muka secara langsung antara siswa dan guru, kami merasakan sangat pentingnnya teknologi IT.
    Dalam hal ini sangat menunjang dalam peningkatan kecerdasan buatan seperti yang ibu sampaikan. namun ada yang masih kuurang dalam artikel yang ibu sampaikan, yaitu tentang kerugian atau kekurangan yang terjadi jika kita hanya mengandalkan IT untuk meningkatkan kecerdasan buatan tersebut.
    sekian
    terimakasih bu iyut.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima Kasih atas tanggapannya Ibu Sri Sunarsih..

      Mohon Maaf dari tenggapan yang Ibu sampaikan ada beberapa hal yang kontennya kurang terkoneksi, namun tidak masalah karena melalui media ini kita diharapkan dapat saling berbagi dan menanggapi, bahwasannya memang Pendidikan Jarak jauh saat ini telah banyak yang memanfaatkan jaringan Internet kerna memang pihak penyedia jaringan internet telah sangat variatif di era saat ini sehingga konsumen tinggal memilih Penyedia layanan yang dapat diakses di tempat domisili konsumen atau pengguna layanan internet yang bersangkutan.

      Menjawab tentang kekurangan atau kerugian menggunakan IT untuk kecerdasan buatan justru menurut saya sebaliknya akan mempermudah dan menunjang karena pemograman sudah dapat dilakukan secara komputerisasi, contoh sederhana pemanfaatan IT dibidang keshatan, kalau dahulu Ibu Hamil ingin mengetahui kondisi janin didalam kandunganya pendeteksian dilakukan masih secara manual dengan menggunakan alat pendekti detak jantung seperti radio, namun pada saat ini dengan menggunakan gelombang yang sama dengan tidak membahayakan bagi Ibu dan calon bayi, pendeteksian dapat dilakukan dengan lebih cepat dan lebih detail melalui USG bahkan USG 4 Dimensi, nah dengan kecerdasan buatan ( AI ) yang seperti ini justru akan dapat mengantisipasi kondisi-kondisi yang membahayakan atau bagi Ibu hamil dan Janinnya, selanjutnya jika terdeteksi terdapat kelainan akan cepat mendapatkan solusi penanganan secara cepat dan tepat.

      Kelemahannya akan banyak lapangan pekerjaan yang digantikan oleh robot ataupun sistem, namun hal ini kembali lagi ke individu yang bersangkutan, ketika individu berperan sebagai bagian perkembangan itu, tentunya akan tetap memiliki peluang dan kesempatan.

      Demikian Ibu Semoga Jawabannya dapat membantu, Terima Kasih

      Hapus
  5. Ijin berkomentar kak....
    Apabila kita amati dengan seksama, apa sebenarnya yang menjadi inti permasalahan pada dunia pendidikan, mungkin jauh lebih sulit dari menggantang asap. Berbagai hal dapat saja dipersalahkan sebagai pokok masalah yang menghambat kemajuan dunia pendidikan di Indonesia. Namun demikian, yang jelas-jelas dapat kita temukan sebagai suatu kecacatan ialah proses “belajar-mengajar konvensional” yang mengandalkan tatap muka antara guru dan murid, dosen dengan mahasiswa, pelatih dengan peserta latihan, bagaimanapun merupakan sasaran empuk yang paling mudah menjadi sasaran bagi suara-suara kritis yang menghendaki peningkatan kualitas pada dunia pendidikan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima Kasih Saudara Fahri Firdaus atas Tanggapannya, saya justru melihat kendala yang kompleks, banyak sekali PR yang harus dilakukan untuk kondisi ideal yang kita harapkan, sepertinya kalaulah kita melakukan analisis SWOT, kelamahan mungkin akan mendominasi keterbatasan ini, mulai dari pembelajaran konvensional karena cara berfikir yang tidak ingin keluar dari kotak hitam permasalahan, sarana dan fasilitas yang terbatas, regulasi yang kurang fleksibel, ini menjadi tantangan besar bagi kita bersama untuk perlahan-lahan memperbaiki diri. kalau Saya boleh berkomentar yang kita harapkan adalah komitmen dan konsisten agar hari ini lebih baik daripada hari kemarin, terkadang tantangan justru dapat dijadikan peluang untuk bangkit dan berkaya, Insyaa Allah kita berupaya dengan memulainya dari hal-hal yang kecil yang suatu hari kan menjadi nayata dan besar.

      Demikian tanggapan Saya. Terima kasih

      Hapus
  6. Assalamualaikum...
    Modal dasar untuk menjawab tantangan di era digital. Sudah selayaknya kita mulai untuk beralih dari kebiasaan-kebiasaan tradisonal menuju peradaban kontemporer dan atau menyandingkan antara tradisional dan kontemporer. Jika ini tidak kita mulai sejak dini pasti kita akan tertinggal dari negara-negara lain.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikumsalam warahmatullahi Wabarakatuh..

      Terima kasih atas tanggapannya Sudara Nurdin,

      Era digital saat ini menuntut kita sebagai pendidik agar selalu kreatif dan inovatif, pemanfaatan media teknologi yang tersedia dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan layanan BK yang menjadi kegiatan utama di setiap satuan pendidikan. Hal ini menuntut perubahan paradigma dan pola fikir bagi semua individu yang terlibat baik secara langsung ataupun tidak langsung terhadap seluruh aktivitas pendidikan tersebut, jika memang hal tersebut sesuai dengan tuntutan kecakapan hidup di era bada 21, maka kita harus dapat menyesuaikan diri dan bersikap terbuka terhadap perubahan tersebut, dengan tetap melakukan analisis SWOT agar layanan Pnedidikan dapat diberikan secara optimal.

      Demikian, Salam Sukses..

      Hapus
  7. Assalamu'alaikum. izin komen bu.begitu panjang penjelasan yang ibu berikan, dan sangat lengkap. semoga makin bermanfaat dan berkah ilmunya.
    dab satu hal yang ingin saya tanyakan,, yaitu pakaha Dalam kecerdasan buatan itu mampu bertahan dalam waktu lama, dan mampu kah kecerdasan buatan itu untuk mendeteksi apapun yang terjadi dalam diri seorang yang memanfaatkan kecerdasan tersebut?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikumsalam, aamiin..
      Terima Kasih Ibu Sri Sunarsih, menanggapi pertanyaan Ibu tentang apakah kecerdasan buatan akan mampu bertahan, saya berasumsi behwa kecerdasan buatan ini masih akan berkembang sesuai dengan tingkat kebutuhan manusia yang semakin kompleks dan semakin meningkat, kita perlu menyiapkan SDM yang mampu beradaptasi dengan perkembangan-perkembangan yang ada untuk mengantisipasi dan meminimalisir dampak negatif dari perkembangan teknologi tersebut.

      Demikian, Terima Kasih

      Hapus
  8. dengan adanya AI dan IoT bisa menjadi salah satu alternatif dalam penyelesaian satu masalah dalam pendidikan.IoT disini berguna dalam mempermudah aktifitas manusia. Bisa jadi IoT dapat membantu siswa dalam menerangkan ketiga level representasi secara sekaligus. Dan bisa jadi dapat membangkitkan minat siswa. namun, bagaimanakah cara kita setidaknya mengurangi dampak negatif yang juga bisa di timbulkannya ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima Kasih atas tanggapan Saudari Jeni Tri Alida pada tulisan Saya, setiap action atau tindakan tentunya akan memiliki dampak yang berbeda, untuk mengantisipasi dampak negatif penggunaan AI dan IoT dapat diminimalisir dengan melakukan analisis awal mengenai kelemahan dan kelebihan media yang akan digunakan dalam aktifitas yang akan dilakukan oleh perencana dan pelaksana kegiatan.

      Demikian, Salam Sukses

      Hapus
  9. Assalamualaikum..
    terima kasih artikel yang saudara sampaikan. Pada artikel tersebut disebut untuk layanan BK dengan memanfaatkan jaringan internet dapat dijadikan alternatif untuk melaksanakan layanan BK di sekolah namun dengan tetap mempertimbangkan efektifitas layanan yang akan diselenggarakan dengan mempertimbangkan tujuan, manfaat, azas, prinsip termasuk jenis layanan yang dapat memanfaatkan layanan jarak jauh. Pada kenyataannya, kendala apa yang ditemui oleh penulis dilapangan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...

      Terima Kasih atas tanggapan saudari Queenivo
      Jaringan internet dapat mempermudah komunikasi dan interaksi melalui media, dengan analisis masalah yang dihadapi konseli serta butuh kesegeraan bantuan konselor, maka jaringan internet akan mempermudah hal tersebut serta menjadi solusi yang akan membantu konseli dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya secara cepat, namun tetap dilakukan follow up serta tindak lanjut dari kegiatan layanan yang diberikan..

      demikian, Salam Sukses..

      Hapus
  10. assalamulaikum,,,,izin menanggapi....
    Dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era digital ini juga memberikan peluang bagi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence ( AI ) semakin berkembang untuk masa yang akan datang tentunya

    BalasHapus