Shared by : Iyut farhan
Pengantar
Saat ini Komputer dan manusia
memiliki ketergantungan pada Internet untuk segala informasi dan berbagai
keperluan, Istilah Internet of Thing Lahir dari keterikatan tersebut, pada
dasarnya IoT bertujuan untuk memudahkan segala kegiatan manusia. Internet of Things adalah sebuah konsep yang
memiliki tujuan memperluas manfaat dari konektivitas internet yang tersambung
secara terus menerus. Beberapa unsur pembentuk IoT salah satunya adalah Artificial
Intelligence (AI ) atau Kecerdasan buatan adalah kecerdasan yang ditambahkan kepada suatu sistem
yang bisa diatur dalam konteks ilmiah. IoT dan AI dapat
menunjang proses belajar, namun hal yang tak kalah pentingnya bahwa lahirnya
IoT dan AI adalah sebagai bagian dari hasil belajar yang dilakukan oleh manusia
itu sendiri. Berikut ini akan dipaparkan Gambaran tentang Artificial
Intelligence ( AI ) dan Internet of Things ( IoT ) serta kaitannya dengan
aktiviatas belajar atau proses pembelajaran.
Pembahasan
A. Mengenal Artificial Intellgence
Artificial Intelligence adalah terminologi yang muncul tahun 1956 untuk pertama kali melalui konferensi iptek di
Darthmouth, AS. AI dianggap sebagai salah satu penemuan besar yang membawa
dampak besar bagi perubahan kehidupan manusia, selain penemuan roda, api, dan
listrik. Salah satu konsep yang diprediksi akan mendorong tren produk
teknologi masa depan ini juga sudah mulai diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
Kecerdasan buatan adalah kecerdasan yang ditambahkan kepada suatu
sistem yang bisa diatur dalam konteks ilmiah atau bisa disebut juga intelegensi
artifisial (bahasa Inggris: Artificial Intelligence)
atau hanya disingkat AI, didefinisikan sebagai kecerdasan entitas ilmiah. Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan kecerdasan buatan
sebagai “kemampuan sistem untuk menafsirkan data eksternal dengan benar, untuk
belajar dari data tersebut, dan menggunakan pembelajaran tersebut guna mencapai
tujuan dan tugas tertentu melalui adaptasi yang fleksibel”.[1] Sistem seperti ini umumnya dianggap
komputer. Kecerdasan diciptakan dan dimasukkan ke dalam suatu mesin (komputer) agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang
dapat dilakukan manusia. Beberapa macam bidang yang menggunakan
kecerdasan buatan antara lain sistem pakar, permainan
komputer (games), logika fuzzy, jaringan saraf tiruan dan robotika.
AI
atau kecerdasan buatan adalah sebuah teknologi yang dibuat cerdas atau diberi
kecerdasan seperti manusia. Artificial intelligence yang sering disingkat
dengan nama AI ini bermanfaat sebagai teknologi terbaru dan membuat mesin
menjadi lebih pintar.
Sejarah
Singkat Artificial Intelligence atau Kecerdasan Buatan
- Program kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence pertama kali dicetuskan pada tahun 1951an. Tidak bisa dipungkiri bahwa di tahun tersebut memang sedang gencar-gencarnya pembuatan cikal bakal, konsep, hingga teknologi berbasis AI. Dan, AI sendiri pertama kali digunakan di University of Manchester untuk menjalankan sebuah mesin bernama Ferranti Mark 1.
- Beberapa waktu kemudian, Christopher Strachey melanjutkan konsep kecerdasan buatan untuk menjalankan sebuah permainan catur, dimana bidak catur tersebut dapat berjalan secara otomatis dan mampu bermain melawan manusia sungguhan. Pada saat itu konsep papan catur Christopher Strachey disambut hangat oleh pemain catur seluruh dunia, sebab mereka masih bisa bermain catur walau hanya seorang diri.
- Berlanjut pada tahun 1956, kecerdasan buatan tidak hanya dibuat untuk memudahkan bermain catur saja. Melainkan pada saat konferensi pertamanya, John McCharty menamai algoritma teknologi tersebut dengan sebutan “Artificial Intelligence”. Istilah tersebut masih digunakan hingga sekarang oleh para pakar teknologi.
- Terakhir, konsep dan teknologi kecerdasan buatan disempurnakan oleh seorang ahli yang namanya masih diingat sampai sekarang sebagai seorang pakar kecerdasan buatan, yaitu Alan Turin. Pada saat itu, Alan Turin meneliti dan menguji coba algoritma AI yang diberi nama dengan “Turing Test”. Hingga seiring berkembangnya waktu, konsep teknologi AI banyak digunakan di berbagai teknologi baik itu multimedia, search engine, dan masih banyak lainnya. Rasanya itulah sekilas mengenai sejarah AI yang diramalkan akan membuat kemajuan teknologi dengan sangat luar biasa.
Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan sudah
menjadi sesuatu yang menjadi perhatian karena berpengaruh pada pekerjaan
manusia. Namun sebenarnya apa itu AI? Secara singkatnya, mengacu pada simulasi
kecerdasan manusia dalam mesin yang deprogram untuk berpikir seperti manusia
dan meniru tindakannya.
Istilah ini juga dapat diterapkan pada mesin apa pun
yang menunjukkan sifat-sifat yang terkait dengan pikiran manusia. Di mana
prosesnya termasuk dengan pembelajaran (perolehan informasi dan aturan untuk
menggunakan informasi), penalaran (menggunakan aturan untuk mencapai perkiraan
kesimpulan yang pasti) dan koreksi diri, dilansir dari search enterprise AI dan
Investopedia. Karakteristik ideal AI adalah kemampuannya untuk merasionalisasi
dan mengambil tindakan yang memiliki peluang terbaik untuk mencapai tujuan
tertentu.
AI memiliki
2 kategori yaitu lemah atau kuat. AI lemah (weak AI) yang juga dikenal sebagai
AI sempit adalah sistem AI yang dirancang dan dilatih untuk tugas tertentu.
Sedangkan AI kuat (strong AI), juga dikenal sebagai kecerdasan buatan umum
adalah sistem AI dengan kemampuan kognitif manusia secara umum. Ketika
disajikan dengan tugas khusus, sistem AI kuat dapat menemukan solusi tanpa
campur tangan manusia.
Tujuan
Adanya Artificial Intelligence Artificial intelligence adalah suatu
perkembangan teknologi yang tujuan dibentuknya karena beberapa hal berikut ini.
Membentuk teknologi atau mesin yang lebih pintar Tujuan utama dikembangkannya
kecerdasan buatan yaitu untuk membuat suatu teknologi atau mesin menjadi lebih
pintar sehingga akan memudahkan pekerjaan manusia.
Tujuan
ilmiah dibentuknya teknologi kecerdasan ini ialah untuk membuat suatu mesin
yang mampu memahami kecerdasan seperti bisa memecahkan masalah dengan lebih
cepat, lebih teliti, lebih efektif, dan efisien. Adanya AI ini tentu memudahkan
semua orang. Membuat suatu teknologi yang lebih bermanfaat Dari segi
entrepreneurial kecerdasan buatan mampu membuat suatu usaha mendapatkan hasil
lebih maksimal karena teknologi dengan AI akan mempermudah pekerjaan. Suatu
pekerjaan akan terasa ringan dan bisa selesai dalam waktu cepat. AI juga mampu
mengumpulkan dan menganalisis suatu data sehingga anda bisa mengetahui peluang
terbaru untuk bisnis anda.
Algoritma
canggih yang digunakan dalam AI membuat AI mampu menganalisis data yang
dikumpulkannya. Kemampuan menganalisis data ini bisa dilihat contohnya dalam
prediksi aplikasi yang anda suka dalam play store. Saran aplikasi yang muncul
dalam akun play store anda merupakan hasil analisis AI setelah mengumpulkan
data aplikasi yang anda install, buka, ataupun inginkan.
AI
juga bisa digunakan dalam menganalisis prediksi penjualan yang dilakukan oleh
suatu perusahaan, tingkat konsumsi masyarakat, bisa menganalisis tingkat
keuntungan, dan masih banyak lainnya. Mengolah big data Kemampuan selanjutnya
ialah teknologi yang mampu mengolah big data. Big data merupakan istilah yang
digunakan untuk menggambarkan data yang sangatlah besar. Adanya AI dengan
respon cepat ini lama kelamaan mampu menggantikan pekerjaan seorang customer
service.AI
lebih teliti dibanding editor. Melakukan deeper personalization Kemampuan
selanjutnya yaitu AI mampu melakukan deeper personalization.AI adalah
kecerdasan buatan yang bersifat permanen karena memang bisa digunakan
berulang-ulang, dimana saja, dan kapan saja.
Artificial Intelligence
biasanya berbentuk mesin atau software , tujuan dari AI ini adalah untuk
menggantikan peran manusia agar sebuah pekerjaan atau pemecahan suatu masalah
dapat lebih mudah dan efisien .
Contoh
Penerapan Artificial Intelligence
Filter email di Gmail
Google
menggunakan AI untuk memastikan bahwa hampir semua email yang
diterima dalam kotak masukmu bersifat asli.
Filter email di Gmail berupaya mengurutkan email ke
dalam sejumlah kategori, yakni utama, sosial, promosi, pembaruan, forum, dan
spam. Program ini membantu mengorganisir email-mu sehingga kamu pun
lebih mudah melakukan komunikasi melalui email.
Contohnya,
Gmail mengurutkan email menjadi 4 kategori tab yang berbeda,
dan mengirim email spam ke dalam folder
terpisah. Google juga mengklaim bahwa pemfilteran berbasis AI mencegah
lebih dari 99% spam masuk ke kotak masuk email-mu.
Discover
Weekly di Spotify
Bagi kamu yang
menggunakan Spotify untuk mendengarkan musik kesukaan, secara tidak langsung
setiap harinya kamu sudah berhubungan dengan Artificial Intelligence. Playlist Discover Weekly yang dirilis Spotify pada tahun 2015 lalu mampu menggabungkan rekomendasi yang sesuai dengan
bantuan AI. Mendasarkan analisisnya dari apa yang telah kamu dengarkan
sebelumnya, Discover Weekly di Spotify memberikanmu playlist yang
dipersonalisasi sehingga memberikan rangkaian rekomendasi musik yang sangat
mungkin kamu sukai.
Meningkatkan
sosial media
AI memudahkan pengguna untuk mencari dan berkomunikasi dengan
teman dan rekan bisnis melalui sosial media. Manfaat penggunaan AI dalam sosial
media bisa ditemukan pada LinkedIn. AI digunakan untuk membantu mencocokkan
kandidat dengan pekerjaan dengan harapan dapat menciptakan kecocokan yang lebih
tinggi antara bos dan karyawan.
Selain LinkedIn, AI juga digunakan pada Pinterest. Alat LENS
Pinterest menggunakan AI untuk mengidentifikasi objek dalam gambar. Apabila
kamu mengambil gambar objek menggunakan alat LENS Pinterest, fitur AI di
didalamnya akan membantumu menemukan gambar objek serupa. Dalam beberapa kasus,
kamu bahkan bisa menemukan penjual produk objek yang kamu ambil untuk melakukan
pembelian.
Navigasi
dan travel
Dari sejumlah contoh di atas, dapat terlihat bahwa penerapan
Artificial Intelligence di kehidupan sekarang cukup luas. Salah satu contoh
yang sepertinya dirasakan oleh setiap orang saat ini adalah travel dan navigasi.
B. IoT ( Internet
of Things )
Apa itu Internet of Things?
Internet of Things adalah suatu konsep dimana objek
tertentu punya kemampuan untuk mentransfer data lewat jaringan tanpa memerlukan
adanya interaksi dari manusia ke manusia ataupun dari manusia ke perangkat
komputer.
Internet of Things leih sering disebut dengan
singkatannya yaitu IoT. IoT ini sudah berkembang pesat mulai dari konvergensi
teknologi nirkabel, micro-electromechanical systems (MEMS), dan juga Internet.
IoT ini juga kerap diidentifikasikan dengan RFID sebagai
metode komunikasi. Walaupun begitu, IoT juga bisa mencakup teknologi-teknologi
sensor lainnya, semacam teknologi nirkabel maupun kode QR yang sering kita temukan
di sekitar kita.
Apa saja kemampuan dari IoT? Adapun kemampuannya
bermacam-macam contohnya dalam berbagi data, menjadi remote control, dan masih
banyak lagi yang lainnya. Sebenarnya fungsinya termasuk juga diterapkan ke
benda yang ada di dunia nyata, di sekitar kita. Apa saja contohnya? Contohnya
adalah untuk pengolahan bahan pangan, elektronik, dan berbagai mesin atau
teknologi lainnya yang semuanya tersambung ke jaringan lokal maupun global
lewat sensor yang tertanam dan selalu menyala aktif.
Jadi, sederhananya istilah Internet of Things ini mengacu
pada mesin atau alat yang bisa diidentifikasikan sebagai representasi virtual
dalam strukturnya yang berbasis Internet.
Cara Kerja Internet of Things
Cara Kerja Internet of Things itu seperti apa? Sebenarnya
IoT bekerja dengan memanfaatkan suatu argumentasi pemrograman, dimana tiap-tiap
perintah argumen tersebut bisa menghasilkan suatu interaksi antar mesin yang
telah terhubung secara otomatis tanpa campur tangan manusia dan tanpa terbatas
jarak berapapun jauhnya.
Jadi, Internet di sini menjadi penghubung antara kedua
interaksi mesin tersebut. Lalu di mana campur tangan manusia? Manusia dalam IoT
tugasnya hanyalah menjadi pengatur dan pengawas dari mesin-mesin yang bekerja
secara langsung tersebut.
Adapun tantangan terbesar yang bisa menjadi hambatan
dalam mengkonfigurasi IoT adalah bagaimana menyusun jaringan komunikasinya
sendiri. Mengapa itu menjadi sulit dan problematik? Ini sebenarnya dikarenakan
jaringannya sangatlah kompleks. Selain itu, IoT juga sesungguhnya sangat perlu
suatu sistem keamanan yang cukup ketat. Disamping masalah tersebut, biaya
pengembangan IoT yang mahal juga sering menjadi penyebab kegagalannya.
Ujung-ujungnya, pembuatan dan pengembangannya bisa berakhir gagal produksi.
Unsur-unsur Pembentuk IoT
Ada beberapa unsur pembentuk IoT yang mendasar termasuk
kecerdasan buatan, konektivitas, sensor, keterlibatan aktif serta pemakaian
perangkat berukuran kecil. Berikut, kami akan menjelaskan masing-masing unsur
pemberntuk secara singkat:
- Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI) − IoT membuat hampir semua mesin yang ada menjadi “Smart”. Ini berarti IoT bisa meningkatkan segala aspek kehidupan kita dengan pengembangan teknologi yang didasarkan pada AI. Jadi, pengembangan teknologi yang ada dilakukan dengan pengumpulan data, algoritma kecerdasan buatan, dan jaringan yang tersedia. Sebenarnya ya contohnya bisa jadi mesin yang tergolong sederhana semacam meningkatkan/mengembangkan lemari es/kulkas Anda sehingga bisa mendeteksi jika stok susu dan sereal favorit Anda sudah hampir habis, bahkan bisa juga membuat pesanan ke supermarket secara otomatis jika stok mau habis. Penerapan kecerdasan buatan ini memang sangatlah menarik.
- Konektivitas − Dalam IoT, ada kemungkinan untuk membuat/membuka jaringan baru, dan jaringan khusus IoT. Jadi, jaringan ini tak lagi terikat hanya dengan penyedia utamanya saja. Jaringannya tidak harus berskala besar dan mahal, bisa tersedia pada skala yang jauh lebih kecil dan lebih murah. IoT bisa menciptakan jaringan kecil tersebut di antara perangkat sistem.
- Sensor − Sensor ini merupakan pembeda yang membuat IoT unik dibanding mesin canggih lainnya. Sensor ini mampu mendefinisikan instrumen, yang mengubah IoT dari jaringan standar dan cenderung pasif dalam perangkat, hingga menjadi suatu sistem aktif yang sanggup diintegrasikan ke dunia nyata sehari-hari kita.
- Keterlibatan Aktif (Active Engagement) − Engangement yang sering diterapkan teknologi umumnya yang termasuk pasif. IoT ini mengenalkan paradigma yang baru bagi konten aktif, produk, maupun keterlibatan layanan.
- Perangkat Berukuran Kecil − Perangkat, seperti yang diperkirakan para pakar teknologi, memang menjadi semakin kecil, makin murah, dan lebih kuat dari masa ke masa. IoT memanfaatkan perangkat-perangkat kecil yang dibuat khusus ini agar menghasilkan ketepatan, skalabilitas, dan fleksibilitas yang baik.
C. AI dan IoT dalam Pembelajaran
Belajar merupakan kegiatan
berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap jenjang
pendidikan. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar
merupakan kegiatan yang paling pokok dan penting dalam keseluruhan proses
pendidikan.
Belajar adalah proses atau usaha yang dilakukan tiap individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan maupun
sikap dan nilai yang positif sebagai pengalaman untuk mendapatkan sejumlah
kesan dari bahan yang telah dipelajari. Kegiatan belajar tersebut ada yang
dilakukan di sekolah, di rumah, dan di tempat lain seperti di museum, di laboratorium,
di hutan dan dimana saja. Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang
kompleks. Sebagai tindakan maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri dan
akan menjadi penentu terjadinya atau tidak terjadinya prosesbelajar.
Menurut Vernon S. Gerlach & Donal P. Ely dalam bukunya teaching & Media-A systematic Approach (1971) dalam Arsyad (2011: 3) mengemukakan bahwa “belajar adalah perubahan perilaku, sedangkan perilaku itu adalah tindakan yang dapat diamati. Dengan kata lain perilaku adalah suatu tindakan yang dapat diamati atau hasil yang diakibatkan oleh tindakan atau beberapa tindakan yang dapat diamati”.
Sedangkan Menurut Gagne dalam Whandi (2007) belajar di definisikan sebagai “suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman”. Slameto (2003: 5) menyatakan belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Menurut Vernon S. Gerlach & Donal P. Ely dalam bukunya teaching & Media-A systematic Approach (1971) dalam Arsyad (2011: 3) mengemukakan bahwa “belajar adalah perubahan perilaku, sedangkan perilaku itu adalah tindakan yang dapat diamati. Dengan kata lain perilaku adalah suatu tindakan yang dapat diamati atau hasil yang diakibatkan oleh tindakan atau beberapa tindakan yang dapat diamati”.
Sedangkan Menurut Gagne dalam Whandi (2007) belajar di definisikan sebagai “suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman”. Slameto (2003: 5) menyatakan belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Dengan
pesatnya perkembangan teknologi dan tersedianya jaringan internet saat ini
memnyebabkan berbagai akses ilmu dan informasi sangat mudah dan sangat cepat.
Proses pembelajaran tidak terlepas dari perkembangan teknologi itu sendiri,
Smartphone yang dimilki hampir seluruh siswa menjadi media yang sangat membantu
untuk proses pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat dilakukan dimana saja
tanpa terbatas ruang dan waktu.
Proses
pendidikan sebagai upaya membekali SDM dengan berbagai ilmu dan pengetahuan
yang tujuan akhirnya adalah kemandirian dari peserta didik yang suatu saat akan
memasuki kehidupan orang dewasa yang memilki peran didalam dunia kerja dan
masyaraka tsaat ini akan melahirkan kompetisi dan persaingan yang ketat.
Setiap
individu di tuntut untuk peduli serta mampu memanfaatkan berbagai media yang
sangat variatif dan multifungsi, bahkan berbagai pekerjaan baru seperti
berbagai bisnis startup mulai bermunculan dengan berbagai vitur dan kemudahan
akses, hal ini tentu saja menuntut individu harus mampu meningkatkan kemampuan
diri.
Artificial
Inlelegence ( AI ) serta Internet of Things ( IoT )menjadi suatu hal yang akan selalu memiliki ruang dan tempat dilingkungan Individu diera
saat ini, bahkan generasi yang lerlahir tanpa jaringan internet ditantang untuk
mampu memanfaatkan serta memberikan manfaat terhadap generasi yang terlahir di
era kebebasan akses dan jaringan internet yang telah menjadi kebutuhan pokok serta menjadi konsumsi dan hal yang dianggap wajar semua individu pada tingkatan usia.
Dengan
perkembangan yang pesat, sudah selayaknya proses pembelajaran secara proaktif
dapat memanfaatkan internet sebagai suatu kebutuhan yang relevan dengan
perkembangan zaman secara positif. Generasi milenial yang memanfaatkan internet
untuk meunjukkan eksistensi diri terhadap jejaring sosial juga di tuntut agar
mampu menggunakan berbagai media yang tersedia sebagai tantangan masa depan
yang lebih baik, namun pemanfaatan kecerdasan buatan dan IoT yang dapat
mempermudah berbagai aktivitas dan pekerjaan harus tetap memperhatikan nilai-nilai agama, moral serta etika yang gencar diprogramkan
pemerintah dalam seruan revolusi mental dan pendidikan karakter, satu hal yang
tak kalah penting dengan perkembangan teknologi dan informasi yang semakin
berkembang pesat dan canggih yang selalu meningkatkan kemampuan literasi,
karena dengan mengembangkan perilaku yang literat tentu saja harapan yang kita
harapkan SDM di Indonesia akan menjadi SDM yang smart dan bermaartabat.
Perkembangan
dan pemnafaatan AI dan IoT Pada semua aspek kehidupan menutut kepedulian kita
bersama agar Indonesia semakin lebih baik yang dimulai dengan mewujudan SDM
yang smart dan berdaya saing serta tetap memilki akhlak serta menerapkan
nilai-nilai budi pekerti yang luhur sebagai pengguna dan penyedia berbagai
layanan dengan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi di era revolusi
indistri 4.0 saat ini.
Dengan
berbagai kemudahahan yang ada saat ini, yakinlah bahwa proses pembelajaran yang
hakiki akan selalu menjadi point penting
yang akan selalu menuntun manusia sepanjang hayat. Ingat Pembelajaran adalah
kebutuhan yang akan terjadi kapan saja dan dimana saja serta sepanjang masa, dalam semua proses kehidupan akan
selalu terjadi aktivitas belajar dan proses belajar. AI dan IoT sebagai media
bahkan terigrasi untuk mempermudah
berbagai proses sejalan dengan berbagai aktivitas yang dilakukan oleh Individu.
Penutup
Internet
of Things ( IoT ) lahir dari semakin tingginya aktifitas setiap Manusia dengan
menggunakan jaringan Internet pada berbagai media informasi dan komunikasi,
mulai dari perangkat komputer, laptop, notebook, mac book, sampai pada Smartphone dan Android yang selalu menemani
berbagai aktifitas setiap individu. Jejaring sosial sebagai salah satu wujud
ketergantungan individu terhadap internet yang berkembang pesat telah
melahirkan beraneka ragam interaksi termasuk penunjang lahirnya bisnis baru yang berbasis komputer dan jaringan
internet. Dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era digital ini juga memberikan
peluang bagi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence ( AI ) semakin
berkembang yang sebenarnya secara konsep
telah ada sejak tahun 1951, tentu saja ini memberikan dampak yang signifikan
dalam seluruh aspek kehidupan manusia termasuk
aktifitas belajar ataupun pada proses pembelajaran, karena pada hakikatnya
belajar adalah aktifitas yang menyatu dalam bentuk apapun kegiatan individu itu
sendiri.
IoT dan AI dapat menunjang proses belajar, begitu pula sebaliknya
bahwa manusia akan selalu belajar untuk memnfaatkan dan menciptakan hal-hal
baru yang berkaitan dengan teknologi itu sendiri. Namun hal yang harus di
waspadai jangan sampai perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang ada
saat ini membuat generasi kita lengah dan mengabaikan nilai-nilai agama, akhlak dan
budi pekerti yang luhur, karena sejatinya
karakter yang baik akan membawa dampak yang baik serta menunjang bagi
kemajuan dimasa yang akan datang.
(
Nah bagaimana dengan tanggapan pembaca tentang perkembangan IoT dan AI, apakah
ini akan membawa pada kemajuan yang hakiki seperti lahirnya generasi yang lebih
kreatif dan inovatif ??? Ataukah sebaliknya justru ini akan memberikan dampak
terhadap kemerosotan akhlak dan moral generasi??? )
Referensi :
- https://id.wikipedia.org/wiki/Kecerdasan_buatan
- https://www.dewaweb.com/blog/internet-of-things/https://id.wikipedia.org/wiki/Internet_untuk_Segala
Assalamu'alaikum Wr. Wb ...
BalasHapusSalam Edukasi ...
Ulasan Yang menarik tentang IoT Dan AI Yang tentu saja ini akan menambah wawasan bagi para pembaca Yang budiman ,kecerdasan buatan sebagai bagian dari perkembangan Teknologi Informasi Dan komunikasi memberikan kontribusi Yang besar terhadap semua lini kehidupan, Pendidikan sebagai bagian Yang fundamental tentu saja berdampak signifikan terhadap perkembangan ini , SDM Yang terlibat langsung dengan proses pendidikan Dan proses pembelajaran yang menjadi bagian penting dari pendidikan itu sendiri harus peka terhadap perkembangan Yang ada termasuk dalam pemanfaatan internet sebagai kebutuhan bagi semua Individu tanpa memndang batas usia , hal ini perlu menjadi perhatian bersama agar teknologi seperti IoT Dan AI ini menjadi bermanfaat Dan menunjang berbagai aktifitas Yang kita lakukan. ..Demikan Terima kssih
Wa'alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh..
HapusTerima kasih atas tanggapannya Bapak/Ibu yang Budiman, tentunya pemikiran yang anda sampaikan benar adanya, bahwasnnya semua orang dewasa baik yang terlibat ataupun yang tidak terlibat secara langsung terhadap pendidikan ataupun proses pembelajaran harus tetap peka dan peduli dengan perkembangan yang terjadi termasuk tentang berbagai situasi, kongisi, tuntutan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia digital saat ini ataupun konsep-konsep baru, karena hal ini akan memberikan kontribusi yang saat bermanfaat dalam berbagai kegiatan dan aktifitas yang dilakukan, terutama dunia pendidikan yang merupak sistem yang sangat berperan dalam membangun generasi yang mandiri, kreatif, inovatif serta tetap memiliki akhlak dan budi pekerti, AI dan Iot dapat menunjang tujuan yang ingin dicapai karena berperan untuk membantu memudahkan pekerjaan manusia diberbagai bidang, yang terpenting hal ini dapat menunjang dan bermanfaat secara positif. Salam sukses selalu...
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh..
BalasHapusAI dan Iot merupakan satu keterkaitan yang tidak dapat dipisahkan. Pemanfaatan internet untuk menunjang segala aspek kehidupan sangat bermanfaat asalkan dibekali dengan landasan etika dan moral bagi generasi millenial. Lingkungan keluarga merupakan tempat dimana peseta didik atau generasi yang hidup di zaman millenial membentuk karakter awal, apabila lingkungan keluarga mampu membentuk karakter pondasi etika dan karakter yang baik maka pada usia remaja hingga dewasa mereka mampu memanfaatkan AI dan IoT dengan bijak dan memanfaatkannya dengan bijaksana pula, baik dalam dunia pendidikan maupun dalam dunia kerja untuk mencapai tujuan yang diinginkan sehingga membangun generasi millenial yang memiliki akhlak dan budi pekerti serta menjadi generasi yang tangguh. Dengan pesatnya perkembangan teknologi dan tersedianya jaringan internet saat ini memnyebabkan berbagai akses ilmu dan informasi sangat mudah dan sangat cepat. Proses pembelajaran tidak terlepas dari perkembangan teknologi itu sendiri, Smartphone yang dimilki hampir seluruh siswa menjadi media yang sangat membantu untuk proses pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat dilakukan dimana saja tanpa terbatas ruang dan waktu.
menurut saya, dalam tulisan diatas saya belum menemui dampak dari pemanfaatan AI dan IoT dalam segala aspek kehidupan, ada baiknya sdri. Iyut memberikan gambaran tentang dampak negatif tersebut sehingga pembaca mengetahui dan bisa mengantisipasi dampak tersebut.
terimakasih atas perhatian dan tanggapannya.. wassalam
Wa'alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh...
HapusTerima Kasih Kak Nurhasanah atas tanggapannya.
Penggunaan Kecerdasan Buatan dan Internet merupakan aktifitas yang telah mengarah menjadi sebuah kebutuhan yang penting bagi hampir semua individu hampir pada semua tingkatan usia, tentu saja hal ini akan memberikan kontribusi yang besar terhadap kehidupan manusia pada umumnya termasuk memberikan dampak yang signifikan baik dampak secara positif maupun negatif.
Dampak Negatif penggunaan AI dan IoT akan muncul sejalan dengan penggunaan kedua hal tersebut secara tidak bijak, dalam artikle telah dibahas tentang berbagai upaya yang harus dilakukan untuk meminimalisir dampak negatif pemanfaatan jaringan internet. Dampak Negatif kecerdasan buatan akan mempersempit kesempatan kerja ketika pekerjaan pekerjaan yang dilakukan oleh manusia diambil alih oleh robot kendali, sedangkan dampak negatif penggunaan jaringan internet akan mempermudah peluang akses konten-konten yang tidak diharapkan, dapat memicu tindakan kekerasan atau bullying jika pemanfaatan internet tidak di dasari dengan pemahaman nilai-nilai agama, norma, dan etika dalam memnfaatkan teknologi, Demikian.. Salam Sukses
Assalamualaikum warohamtullahi wabarokatuh ...
BalasHapusMohon izin menanggapi artikel yang diulas di atas mengenai AI dan IoT dalam Pembelajaran, dimana hal tersebut merupakan salah dua representasi dari kehidupan abad ini.
Perkembangan IoT dan AI telah menggeser paradigma konsep belajar tentang dan dari teknologi menjadi dengan dan atau melalui teknologi. Artinya teknologi telah menjadi bagian integral dan tidak terpisahkan dari kehidupan manusia, terutama generasi milenial sekarang yang serba auto. Esensinya AI dan IoT dapat melayani kebutuhan yang berbeda dari berbagai karakteristik pebelajar yang berbeda. AI dan IoT ini sudah dipandang sebagai proses yang dapat mentransformasi keinginan atau tuntutan alamiah.
Dengan melihat perkembangan dan kemajuan teknologi yang begitu cepat tentunya akan membawa dampak yang positif bagi pembelajaran jika diarahkan pada koridornya. Untuk itu, seyogyanya dalam pemanfaatannya pebelajar perlu mendapat pengawalan atau semacam edukasi dari orang dewasa di sekitarnya, apakah orang tua, guru dan sebagainya. Pondasi pembentukan karakter berawal dari keluarga untuk itu kendali akhlaq tetap menjadi tanggung jawab orang dewasa disekitarnya.
Perkembangan digital ini bisa menjadikan pebelajar kreatif dan inovatif namun bisa juga menjadi pisau yang bermata dua. Untuk itu, tetap menjaga, memperhatikan, mengawasi, mengedukasi dan menyayangi adalah hal yang tidak boleh terlupa diberikan kepada generasi milenial ini.
Demikian tanggapan dari saya dan terima kasih.
Wa'alaikumsalam warahmatullai Wabarakatuh..
HapusTerima kasih Saudari Adhita atas tanggapannya yang mampu mengarahkan pembaca agar dapat lebih memhami AI dan IoT sebagai bagian dari teknologi yang hadir dalam kehidupan manusia di erbagai bidang yang tanpa kita sadari bahwa bagian ini telah menjadi kebutuhan wajib bagi individu pada Era ini.
Benar sekali pengawasan sangat harus kita lakukan terhadap pengguna teknologi yang masih belia dan belum memiliki kemapuan yang optimal untuk melakukan filterisasi terhadap berbagai dampak dari teknologi yang digunaknnya.
Oleh karenanya ada baiknya orang-orang dewasa memberikan teladan untuk memanfaatkan kecerdasan buatan dan internet secara bijak serta berbasis pada kebutuhan prioritas.
Demikian. Salam Sukses
terimakasih atas postingannya bu iyut, penjelasan yang panjang dan lebar, sangat menarik untuk disimak, menurut saya artikel ini sangat menarik. perkembangan Teknologi Informasi Dan komunikasi sangat berpengaruh pada situasi kehidupan saat ini. khususnya pada bidang pendidikan, sebagaimana latar belakang saya yang juga menajdi pendidik di jenjang pendidikan jarak jauh. dengan adanya jaringan internet, maka akan sangat mendukung sekali proses pembelajaran yang terjadi di lini kami. walaupun kami tidak hharus bertemu atau bertatap muka secara langsung antara siswa dan guru, kami merasakan sangat pentingnnya teknologi IT.
BalasHapusDalam hal ini sangat menunjang dalam peningkatan kecerdasan buatan seperti yang ibu sampaikan. namun ada yang masih kuurang dalam artikel yang ibu sampaikan, yaitu tentang kerugian atau kekurangan yang terjadi jika kita hanya mengandalkan IT untuk meningkatkan kecerdasan buatan tersebut.
sekian
terimakasih bu iyut.
Terima Kasih atas tanggapannya Ibu Sri Sunarsih..
HapusMohon Maaf dari tenggapan yang Ibu sampaikan ada beberapa hal yang kontennya kurang terkoneksi, namun tidak masalah karena melalui media ini kita diharapkan dapat saling berbagi dan menanggapi, bahwasannya memang Pendidikan Jarak jauh saat ini telah banyak yang memanfaatkan jaringan Internet kerna memang pihak penyedia jaringan internet telah sangat variatif di era saat ini sehingga konsumen tinggal memilih Penyedia layanan yang dapat diakses di tempat domisili konsumen atau pengguna layanan internet yang bersangkutan.
Menjawab tentang kekurangan atau kerugian menggunakan IT untuk kecerdasan buatan justru menurut saya sebaliknya akan mempermudah dan menunjang karena pemograman sudah dapat dilakukan secara komputerisasi, contoh sederhana pemanfaatan IT dibidang keshatan, kalau dahulu Ibu Hamil ingin mengetahui kondisi janin didalam kandunganya pendeteksian dilakukan masih secara manual dengan menggunakan alat pendekti detak jantung seperti radio, namun pada saat ini dengan menggunakan gelombang yang sama dengan tidak membahayakan bagi Ibu dan calon bayi, pendeteksian dapat dilakukan dengan lebih cepat dan lebih detail melalui USG bahkan USG 4 Dimensi, nah dengan kecerdasan buatan ( AI ) yang seperti ini justru akan dapat mengantisipasi kondisi-kondisi yang membahayakan atau bagi Ibu hamil dan Janinnya, selanjutnya jika terdeteksi terdapat kelainan akan cepat mendapatkan solusi penanganan secara cepat dan tepat.
Kelemahannya akan banyak lapangan pekerjaan yang digantikan oleh robot ataupun sistem, namun hal ini kembali lagi ke individu yang bersangkutan, ketika individu berperan sebagai bagian perkembangan itu, tentunya akan tetap memiliki peluang dan kesempatan.
Demikian Ibu Semoga Jawabannya dapat membantu, Terima Kasih
Ijin berkomentar kak....
BalasHapusApabila kita amati dengan seksama, apa sebenarnya yang menjadi inti permasalahan pada dunia pendidikan, mungkin jauh lebih sulit dari menggantang asap. Berbagai hal dapat saja dipersalahkan sebagai pokok masalah yang menghambat kemajuan dunia pendidikan di Indonesia. Namun demikian, yang jelas-jelas dapat kita temukan sebagai suatu kecacatan ialah proses “belajar-mengajar konvensional” yang mengandalkan tatap muka antara guru dan murid, dosen dengan mahasiswa, pelatih dengan peserta latihan, bagaimanapun merupakan sasaran empuk yang paling mudah menjadi sasaran bagi suara-suara kritis yang menghendaki peningkatan kualitas pada dunia pendidikan.
Terima Kasih Saudara Fahri Firdaus atas Tanggapannya, saya justru melihat kendala yang kompleks, banyak sekali PR yang harus dilakukan untuk kondisi ideal yang kita harapkan, sepertinya kalaulah kita melakukan analisis SWOT, kelamahan mungkin akan mendominasi keterbatasan ini, mulai dari pembelajaran konvensional karena cara berfikir yang tidak ingin keluar dari kotak hitam permasalahan, sarana dan fasilitas yang terbatas, regulasi yang kurang fleksibel, ini menjadi tantangan besar bagi kita bersama untuk perlahan-lahan memperbaiki diri. kalau Saya boleh berkomentar yang kita harapkan adalah komitmen dan konsisten agar hari ini lebih baik daripada hari kemarin, terkadang tantangan justru dapat dijadikan peluang untuk bangkit dan berkaya, Insyaa Allah kita berupaya dengan memulainya dari hal-hal yang kecil yang suatu hari kan menjadi nayata dan besar.
HapusDemikian tanggapan Saya. Terima kasih
Assalamualaikum...
BalasHapusModal dasar untuk menjawab tantangan di era digital. Sudah selayaknya kita mulai untuk beralih dari kebiasaan-kebiasaan tradisonal menuju peradaban kontemporer dan atau menyandingkan antara tradisional dan kontemporer. Jika ini tidak kita mulai sejak dini pasti kita akan tertinggal dari negara-negara lain.
Wa'alaikumsalam warahmatullahi Wabarakatuh..
HapusTerima kasih atas tanggapannya Sudara Nurdin,
Era digital saat ini menuntut kita sebagai pendidik agar selalu kreatif dan inovatif, pemanfaatan media teknologi yang tersedia dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan layanan BK yang menjadi kegiatan utama di setiap satuan pendidikan. Hal ini menuntut perubahan paradigma dan pola fikir bagi semua individu yang terlibat baik secara langsung ataupun tidak langsung terhadap seluruh aktivitas pendidikan tersebut, jika memang hal tersebut sesuai dengan tuntutan kecakapan hidup di era bada 21, maka kita harus dapat menyesuaikan diri dan bersikap terbuka terhadap perubahan tersebut, dengan tetap melakukan analisis SWOT agar layanan Pnedidikan dapat diberikan secara optimal.
Demikian, Salam Sukses..
Assalamu'alaikum. izin komen bu.begitu panjang penjelasan yang ibu berikan, dan sangat lengkap. semoga makin bermanfaat dan berkah ilmunya.
BalasHapusdab satu hal yang ingin saya tanyakan,, yaitu pakaha Dalam kecerdasan buatan itu mampu bertahan dalam waktu lama, dan mampu kah kecerdasan buatan itu untuk mendeteksi apapun yang terjadi dalam diri seorang yang memanfaatkan kecerdasan tersebut?
Wa'alaikumsalam, aamiin..
HapusTerima Kasih Ibu Sri Sunarsih, menanggapi pertanyaan Ibu tentang apakah kecerdasan buatan akan mampu bertahan, saya berasumsi behwa kecerdasan buatan ini masih akan berkembang sesuai dengan tingkat kebutuhan manusia yang semakin kompleks dan semakin meningkat, kita perlu menyiapkan SDM yang mampu beradaptasi dengan perkembangan-perkembangan yang ada untuk mengantisipasi dan meminimalisir dampak negatif dari perkembangan teknologi tersebut.
Demikian, Terima Kasih
dengan adanya AI dan IoT bisa menjadi salah satu alternatif dalam penyelesaian satu masalah dalam pendidikan.IoT disini berguna dalam mempermudah aktifitas manusia. Bisa jadi IoT dapat membantu siswa dalam menerangkan ketiga level representasi secara sekaligus. Dan bisa jadi dapat membangkitkan minat siswa. namun, bagaimanakah cara kita setidaknya mengurangi dampak negatif yang juga bisa di timbulkannya ?
BalasHapusTerima Kasih atas tanggapan Saudari Jeni Tri Alida pada tulisan Saya, setiap action atau tindakan tentunya akan memiliki dampak yang berbeda, untuk mengantisipasi dampak negatif penggunaan AI dan IoT dapat diminimalisir dengan melakukan analisis awal mengenai kelemahan dan kelebihan media yang akan digunakan dalam aktifitas yang akan dilakukan oleh perencana dan pelaksana kegiatan.
HapusDemikian, Salam Sukses
Assalamualaikum..
BalasHapusterima kasih artikel yang saudara sampaikan. Pada artikel tersebut disebut untuk layanan BK dengan memanfaatkan jaringan internet dapat dijadikan alternatif untuk melaksanakan layanan BK di sekolah namun dengan tetap mempertimbangkan efektifitas layanan yang akan diselenggarakan dengan mempertimbangkan tujuan, manfaat, azas, prinsip termasuk jenis layanan yang dapat memanfaatkan layanan jarak jauh. Pada kenyataannya, kendala apa yang ditemui oleh penulis dilapangan?
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...
HapusTerima Kasih atas tanggapan saudari Queenivo
Jaringan internet dapat mempermudah komunikasi dan interaksi melalui media, dengan analisis masalah yang dihadapi konseli serta butuh kesegeraan bantuan konselor, maka jaringan internet akan mempermudah hal tersebut serta menjadi solusi yang akan membantu konseli dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya secara cepat, namun tetap dilakukan follow up serta tindak lanjut dari kegiatan layanan yang diberikan..
demikian, Salam Sukses..
assalamulaikum,,,,izin menanggapi....
BalasHapusDengan pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era digital ini juga memberikan peluang bagi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence ( AI ) semakin berkembang untuk masa yang akan datang tentunya