Pages

Selasa, 01 Oktober 2019

Prinsip Dasar Pembelajaran Jarak Jauh untuk menunjang Dunia Kerja




Pengantar

Pendidikan, Pembelajaran, Dunia kerja dan Masyarakat merupakan suatu kondisi Yang saling  terintegrasi  yang memiliki keterkaitan sebagai komponen yang saling menunjang antara satu dengan lainnya. Ini merupakan fenomena lumrah yang selalu diwarnai dengan berbagai macam aksi, kondisi bahkan konflik yang menjadi bagian dari situasi ini. Dalam perkembangannya saat ini seluruh komponen ini sangat dipengaruhi oleh teknologi dan akses internet yang tak terbatas tanpa melihat latar belakang sosial individu secara kesluruhan. Hal ini tentu saja menmpilkan sisi menarik yang menampilkan peluang-peluang menarik dari berbagai komponen dan aspek, dan ini tentu saja tergantung kita akan melihat dari posisi dan peran yang mana kita berperan didalam lingkaran tersebut.

Pada  Artikel ini akan disajikan bagaimana prinsip pembelajaran jarak jauh yang ditinjau dari berbagai konteks yakni dari sisi dunia pendidikan, pembelajaran, dunia kerja/karir dan masyarakat secara umum karena keempat komponen ini saling berkaitan dan saling mengisi antara satu dan lainnya.

Pembahasan

Pendidikan merupakan komunikasi terorganisasi dan berkelanjutan yang dirancang untuk menumbuhkan kegiatan belajar pada diri pembelajar. Pembelajar mampu mengembangkan kemampuannya menemukan, mengelola, dan mengevaluasi informasi dan pengetahuan untuk memecahkan masalah pada dunia yang nyata dan ikut serta secara aktif dalam kegiatan bermasyarakat di lingkungannya. Untuk itu diperlukan proses pembelajaran yang efektif dan efisien yang menjadikan pembelajar menyerap informasi dan pengetahuan serta teknologi yang dipelajarinya sebagai bagian dari dirinya.

Pembelajaran bukan hanya menyampaikan informasi atau pengetahuan saja, melainkan mengkondisikan pembelajar untuk belajar, karena tujuan utama pembelajaran adalah pembelajar itu belajar. Keberhasilan pengajar memberikan pembelajaran yang efektif ditandai dengan adanya proses belajar pada pembelajar. Keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan kehidupan masyarakat yang berlangsung dari waktu ke waktu. Pembelajaran merupakan proses yang bukan hanya proses pengungkapan ilmu pengetahuan saja, melainkan juga suatu proses pencarian ilmu pengetahuan secara aktif atau proses perumusan ilmu pengetahuan. Pembelajar membangun pengetahuannya sendiri melalui proses pembelajaran tersebut. Pembelajaran hendaknya menempatkan pembelajar sebagai pusat pembelajaran. Pembelajar terlibat secara aktif dalam proses berinteraksi dan berkomunikasi dengan sesamanya dengan merefleksikan apa yang telah mereka pelajari dalam setiap aktifitas belajar. Peran pengajar sebagai pemberi kemudahan (fasilitator) sedangkan proses belajar dijalani sendiri oleh pembelajar.

Representasi dan implementasi dari aktifitas belajar individu cenderung diwujudkan kedalam dunia kerja. Konsep Pembelajaran Jarak jauh yang berkaitan dengan dunia kerja salah satu contohnya adalah penyelenggaraan pembelajaran jarak jauh online memiliki prospek yang bagus. Pembelajaran jarak jauh online prospeknya cukup bagus untuk dijadikan salah satu alternatif sistem pendidikan karena perkembangan teknologi informasi dan komunikasi serta perangkatnya sangat mendukung terciptanya fasilitas untuk pembelajaran jarak jauh online ini. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi akan memudahkan masyarakat untuk mengakses program pendidikan yang didistribusikan melalui jaringan internet. Faktor pendukung lainnya adalah jumlah pelanggan dan pengguna internet yang terus bertambah dengan pesat yang menunjukkan betapa besar dan antusiasnya masyarakat terhadap jasa internet yang dapat mendukung terciptanya pembelajaran jarak jauh online.


Pembelajaran jarak jauh merupakan alternatif pendidikan yang prospeknya cukup cerah karena mulai dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Pembelajaran jarak jauh berbasis web ini tidak hanya diikuti oleh pembelajar, namun juga oleh karyawan, manager, direktur, pensiunan, orang lanjut usia, bahkan ibu rumah tangga. Mereka tertarik dengan pembelajaran jarak jauh online ini karena penyampaian materi pembelajarannya dapat diakses melalui internet. Internet ini untuk melengkapi cara penyampaian pendidikan jarak jauh yang dilakukan sebelumnya yaitu dengan surat menyurat, materi audio dan video. Computer based learning dikembangkan dengan e-learning yang sangat efektif untuk menjadikan pendidikan lebih baik, dengan waktu yang lebih singkat, dan biaya lebih murah.

Perkembangan pembelajaran jarak jauh online dengan sarana internet sangat prospektif dan diharapkan akan terus berkembang dengan pesat sesuai dengan kecenderungan yang terjadi pada era globalisasi ini. Apalagi pembelajar yang merupakan
potensi pengguna internet dari tahun ke tahun semakin bertambah, karena internet memungkinkan pembelajar belajar sendiri dengan bebas tanpa dibatasi oleh waktu dan tempat. Perkembangan ini menjadi perhatian dari kalangan dunia pendidikan dan juga dari kalangan dunia teknologi informasi dan komunikasi.

            Konsep Pembelajaran jarak jauh menjadi Inspirasi untuk membuka peluang usaha berbasis Onlinee melalui promosi-promosi secara online dan mater-materi tutorial yang bersifat Online serta mudah untuk diakses dan dijadikan Ide-Ide bisnis yang sangat bermanfaat dan juga memberikan kemudahan untuk pemasaran bagi  produk-produk atau jasa yang ingin kita tawarkan kepada khalayak ramai dengan tetap memperhatikan etika-etika bisnis dan etika kerja yang berlaku secara nasional ataupun global.



Menurut Harina Yuhettu (2002) ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari pendidikan jarak jauh antara lain:

  1. Dapat dipercepatnya usaha memenuhi kebutuhan masyarakat dan pasaran kerja.
  2. Dapat menarik minat calon peserta yang banyak.
  3. Tidak tergangggunya kegiatan kehidupan sehari-hari karena pola jadwal pembelajaran yang luwes.
  4. Harapan akan meningkatnya kerjasama dan dukungan pengguna lulusan atau keluaran






Hakekat Pendidikan Sistem Belajar Jarak Jauh

Hakekat pendidikan merupakan suatu proses pembentukan kepribadian dan peningkatan kemampuan melalui berbagai kegiatan pengembangan dan pembelajaran. Adapun hakekat pendidikan sistem belajar jarak jauh ini adalah: 
  1. Pendidikan sepanjang hayat Salah satu bentuk hak azasi manusia adalah bahwa setiap manusia mulai dari kandungan hingga lianglahat berhak untuk memperoleh yang diperlukannya untuk pertumbuhan dan perkembangan dirinya sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
  2. Pemberdayaan Pelajar/ Warga Belajar Sistem pendidikan ini juga memperhatikan kepentingan pebelajarnya, kondisi, dan karakteristik mereka. Dengan cara menyelenggarakan berbagai pola pilihan pembelajaran, sumber belajar dan strategi dan pengelolaannya. Hal ini sesuai dengan tuntutan dari kebutuhan pendidikan formal, hanya saja peserta diberi kebebasan untuk menentukan yang terbaik bagi dirinya, sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar
  3. Kondisi dan karakterisik peserta didik adalah keadaan pribadi dan lingkungan yang menunjukkan kemampuan, hambatan, dan peluang yang berbeda-beda.Kondisi seperti ini tidak seharusnya dijadikan alasan untuk tidak memberikan kesempatan belajar bagi pebelajar.
Pemberdayaan Lembaga Pendidikan

Pelaksanaan proses pembelajaran, sistem pendidikan ini perlu diselanggarakan oleh lembaga pendidikan yang khusus dirancang untuk keperluan itu. Tujuan dari adanya lembaga pendidikan ini adalah untuk memusatkan kegiatan yang bersangkut paut dengan pelaksanaan pendidikan ini.



Infrastruktur pembelajaran jarak jauh, antara lain:
  1.  Jaringan Internet yang meliputi Jaringan Informasi Sekolah (JIS) (School Information     Networking), WAN Kota (Wide Area Networks), ICT Center (Information and Communication Technology Center), Jaringan Intranet/ Internet;
  2. Program Pengembangan TV Edukasi yang meliputi 1) Receiver TVE: menerima siaran langsung, 2) Receiver dan Relay TVE: menerima siaran TVE, 3) Receiver, Relay dan Studio Mini TVE: menerima siaran TVE, menyebarluaskan siaran TVE, memancarkan siaran mandiri TV Lokal.
  3. Integrasi TV Edukasi dan ICT Center.                                                                                    Infra struktur lainnya adalah keadaan atau kondisi untuk dapat terselenggaranya pembelajaran jarak jauh online, antara lain adanya kelas informasi yang nantinya menjadi kelas online, meliputi: Alamat website kelas; Nama pengajar, lokasi dan jam kerja, nomor telepon, fax, alamat e-mail; Nama asisten pengajar, lokasi dan jam kerja, nomor telepon, fax, alamat e-mail; Nama asisten pendidikan / pustakawan, lokasi dan jam kerja, nomor telepon, fax, alamat e-mail; Lokasi dan jam kerja pusat informasi, nomor telepon, manajer pusat informasi dengan alamat e-mail.


Menurut Mougayar internet memiliki lima karakteristik dan fungsi yang jelas
yaitu:
  1. Sebuah jaringan, menghubungkan berbagai individu dan organisasi.
  2. Sebuah median, menawarkan saluran komunikasi baru.
  3. Sebuah pasar, menawarkan pasar yang terbuka dan sangat luas dengan banyak pelanggan potensial.
  4. Sebuah tempat transaksi, memungkinkan orang dan bisnis untuk menyelesaikan transaksi online financial.
  5. Sebuah tempat pengembangan aplikasi, memungkinkan pengembang piranti lunak untuk menggunakannya sebagai dasar untuk mengembangkan banyak aplikasi.


Jaringan Intranet, Ekstranet dan Jaringan Intranet

Intranet adalah jaringan komputer yang menggunakan teknologi internet sehingga terbentuk lingkungan yang seperti internet tetapi bersifat privat bagi organisasi,  seperti lembaga pendidikan. Pengaksesan informasi dilakukan melalui web browser yang berkaitan dengan sistem basisdata. Intranet juga dapat dihubungkan ke jaringan internet dengan menggunakan firewall. Firewall adalah program dalam komputer yang berfungsi sebagai server. Tujuan firewall untuk mencegah akses intranet dari internet tetapi sebaliknya Pengembangan software untuk keperluan pembelajaran dikemukakan oleh para ahli dalam berbagai bidang ini seperti, Bork (1984a), Gery (1987), dan Hartemink (1988) yang pada umumnya meliputi: analisis, desain pendidikan, desain software, desain bahan pembelajaran, pengembangan, penilaian, produksi, implementasi dan pemeliharaan/penggunaan. Jadi, pengembangan software multimedia dalam pendidikan meliputi lima fase yaitu: analisis, desain, pengembangan, implementasi dan penilaian.
  • Fase analisis: Fase ini menetapkan keperluan pengembangan software dengan melibatkan tujuan pembelajaran, pelajar, pengajar dan lingkungan. Analisis ini dilakukan dengan kerjasama di antara pengajar dengan pengembang software dalam meneliti kurikulum berasaskan tujuan yang ingin dicapai.
  • Fase desain: Fase ini meliputi unsur-unsur yang perlu dimuat dalam software yang akan dikembangkan berdasarkan suatu model pembelajaran ID (Instructional Design).
  • Fase pengembangan: Fase ini berasaskan model ID yang telah disediakan dengan tujuan merealisasikan sebuah prototip software pembelajaran.
  •  Fase implementasi : Fase ini membuat pengujian unit-unit yang telah dikembangkan dalam proses pembelajaran dan juga prototip yang telah siap.
  •  Fase penilaian :Fase ini mengetahui secara pasti kelebihan dan kelemahan software yang dikembangkan sehingga dapat membuat penyesuaian dan penggambaran software yang dikembangkan untuk pengembangan software yang lebih sempurna.
     Fase implementasi dan penilaian berhubungan dengan pelaksanaan ujian ekperimen. Ini mempunyai hubungan yang rapat dengan metodologi pengujian kebermaknaan paket pembelajaran. Proses implementasi pengembangan software pembelajaran menggunakan pol atau model pembelajaran. Pembelajar bisa menggunakan software multimedia dalam kelas secara kreatif dan interaktif melalui pendekatan perseorangan maupun secara berkelompok. Software multimedia yang dikembangkan berdasarkan materi pembelajaran yang diperoleh dari buku, pengalaman dari lingkungan, pengajar, pengalaman pembelajar, dan cerita yang telah berkembang di masyarakat. Semua ini dapat memotivasikan pembelajar untuk membaca dan meningkatkan ungkapan perasaan ingin tahu. Peranan pengajar selain menjadi fasilitator, juga mengontrol perkembangan pembelajaran untuk memastikan tujuan pembelajaran dapat tercapai.

        Fase penilaian merupakan fase yang ingin mengetahui kesesuaian software multimedia tersebut untuk dijadikan media pembelajaran, khususnya dalam memotivasikan literasi di kalangan pembelajar. Penilaian yang dilakukankan berdasarkan penelitian eksperimen dengan pendekatan memperhatikan ethnografi. Penilaian meliputi kemampuan literasi komputer pembelajar, literasi pembacaan pembelajar dan tahap motivasi pembelajar.

Konsep Pembelajaran Interaktif dalam Sistem Pendidikan Jarak Jauh


Media dalam pembelajaran jarak jauh berfungsi menghubungkan antara pengajardengan pembelajar. karena adanya pemisahan secara fisik antara pengajar dan pembelajar dalam proses pembelajaran. Jenis media dalam sistem pembelajaranjarak jauh digunakan sebagai delivery mode adalah media cetak, siaran radio, siarantelevisi, konferensi komputer, surat elektronik (e-mail), video interaktif, dan teknologi komputer multimedia.

Media dalam sistem pembelajaran jarak jauh berfungsi untuk meningkatkan interaksi pembelajaran antara pengajar dengan pembelajar. Fungsi lainnya untuk pemberian umpan balik terhadap hasil belajarnya atau informasi tentang hasil belajar yang perlu diperbaiki. Umpan balik memegang peranan penting karena jika pembelajar tidak mengetahui hasil belajarnya dapat mengakibatkan penurunan motivasi belajar dan prestasi belajar. Media yang digunakan sebagai sarana interaktif pada proses pembelajaran jarak jauh adalah komputer dengan kemampuan interaktifnya yang tinggi sebagai sarana penyampaian informasi dan ilmu pengetahuan serta untuk memperoleh umpan balik. Media pembelajaran interaktif komputer diantaranya Computer Assisted Learning (CAL), konperensi komputer,

Untuk menciptakan komunikasi pembelajaran yang interaktif dalam sistem pendidikan jarak jauh dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya:

a.    Mendesain bahan ajar (learning materials) yang dapat digunakan sebagai sarana
pembelajaran interaktif.
b.    Menyelenggarakan tutorial bagi pembelajar
c.    Memanfaatkan media pembelajaran interaktif antara pengajar dan pembelajar.
d.   Interaksi antara pengajar dan pembelajar memegang peranan yang sangat
penting dalam sistem pendidikan jarak jauh.

Dalam proses pembelajaran interaktif, terjadi beberapa bentuk komunikasi, yaitu satu arah (one ways communication), dua arah (two ways communication), dan banyak arah (multy ways communication) berlangsung antara pengajar dan pembelajar.

Prinsip Pembelajaran Jarak Jauh

        Pembelajaran jarak jauh seperti yang sering kita dengar ialah pembelajaran yang mengutamakan kemandirian. Guru dapat menyampaikan materi ajar kepada peserta didik tanpa harus bertatap muka langsung di dalam suatu ruangan yang sama. Pembelajaran semacam ini dapat dilakukan dalam waktu yang sama maupun tidak dengan memanfaatkan berbagai macam alat teknologi. Meskipun teknologi merupakan bagian integral dari pendidikan jarak jauh.

Pada pembangunan system perlu diperhatikan tentang desain dan pengembangan system, interactivity, active learning, visual imagery, dan komunikasi yang efektif.

  1. Desain dan pengembangan system. Proses pengembangan instruksional untuk pendidikan jarak jauh terdiri dari tahap perancangan, pengembangan, evaluasi, dan revisi. Dalam mendesain instruksi pendidikan jarak jauh yang efektif, harus diperhatikan, tidak saja tujuan, kebutuhan, dan karakteristik pendidik dan peserta didik, tetapi juga kebutuhan isi dan hambatan teknis yang mungkin terjadi. Revisi dilakukan berdasarkan masukan dari instruktur, spesialis pembuat isi, dan peserta didik selama dalam proses berjalan.
  2. Interactivity. Keberhasilan system pendidikan jarak jauh antara lain ditentukan oleh adanya interaksi antara pendidik dan peserta didik, antara peserta didik dan lingkungan pendidikan, antara peserta didik dengan peserta didik lainnya.
  3. Active learning. Partisipasi aktif pendidikan jaraj jauh memengaruhi cara bagaimana mereka berhubungan dengan materi yang akan dipelajari.
  4. Visual imagery. Pembelajaran melalui televisi dapat memotivasi dan merangsang keinginan dalam proses pembelajaran. Namun, jangan sampai terjadi distorsi karena adanya hiburan. Harus ada penyeleksian antara informasi yang tidak berguna dengan yang berkualitas, menentukan mana yang layak dan tidak, mengidentifikasi penyimpangan, membedakan fakta dari yang bukan fakta, dan mengerti bagaimana teknologi dapat memberikan informasi berkualitas.
  5. Komunikasi yang efektif. Desain instruksional dimulai dari harapan pemakai, dan mengenal mereka sebagai individual yang memounyai pandangan yang berbeda dengan peancang system. Dengan memahami keinginan pemakai maka dapat dibangun suatu komunikasi yang efektif. (Hamzah. 2007. Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, hal. 35-36).


       Pembelajaran jarak jauh memungkinkan para peserta mengambil kelas kapanpun dan dimanapun. Hal ini memungkinkan mereka untuk menyesuaikan pendidikan dan pelatihannya dengan tanggung jawab dan komitmen-komitmen lainnya, seperti keluarga dan pekerjaan. Ini juga memberi kesempatan kepada para peserta yang mungkin tidak dapat belajar karena keterbatasan waktu, jarak atau dana untuk ikut serta.


Prinsip-prinsip Program Pembelajaran Jarak Jauh
  1. Bertujuan meningkatkan mutu kemampuan para pembelajar sesuai dengan bidang kemampuan, minat dan bakatnya masing-masing agar lebih mampu meningkatkan kualitas dirinya sendiri
  2. Memperluas kesempatan belajar dan meningkatkan jenjang pendidikan para pembelajar khususnya agar yang tidak punya waktu atau jarak yang terlampau jauh dari lembaga pendidikan.
  3. Meningkatkan efistiensi dalam sistem penyampaian melalui media modular dan dengan bantuan media elektronik seperti komputer, radio pendidikan, film, video, dan sebagainya..
  4. Berdasarkan kebutuhan lapangan dan kondisi lingkungan.
  5. Berdasarkan kesadaran dan keinginan pembelajar dan menekankan pada belajar mandiri yang berdasar pada aktualisasi diri, percaya diri dengan bergantung pada kemampuan sendiri agar berhasil dalam belajarnya.Dikembangkan dalam paket terpadu, dilaksanakan secara terpadu pada tingkat kelembagaan.


Prinsip Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh
  1. Tujuan yang jelas, Perumusan tujuan harus jelas, spesifik, teramati, dan terukur untuk mengubah perilaku pembelajan
  2. Relevan dengan kebutuhan, Program pembelajaran jarak jauh relevan dengan kebutuhan pembelajar, masyarakat, dunia kerja, atau lembaga pendidikan.
  3. Mutu pendidikan, Pengembangan program pembelajaran jarak jauh merupakan upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan yaitu mutu proses pembelajaran yang ditandai dengan proses pembelajaran yang lebih aktif atau mutu lulusan yang lebih produktif.
  4. Efisien dan efektivitas program, Pengembangan program pembelajaran jarak jauh harus mempertimbangkan efisiensi pelaksanaan dan ekfektivitas produk program. Efisien mencakup penghematan dalam penggunaan tenaga, biaya, sumber dan waktu, sedapat mungkin menggunakan hal-hal yang tersedia. Efektifitas memperhatikan hasil-hasil yang dicapai oleh lulusan, dampaknya terhadap program dan terhadap masyarakat.
  5. Pemerataan dan perluasan kesempatan belajar, Pemerataan dan perluasan kesempatan belajar, khususnya bagi yang tidak sempat mengikuti pendidikan formal karena jauh atau sibuk bekerja. tulah sebabnya pembelajaran jarak jauh memberikan kemudahan bagi pembelajar untuk belajar mandiri yang belajarnya tidak terikat dengan ruangan kelas dan waktu.
  6. Kemandirian, Kemandirian baik dalam pengelolaan, pembiayaan, dan kegiatan belajar.
  7. Keterpaduan, Keterpaduan, yaitu mengharuskan adanya keterpaduan berbagai aspek seperti ketepaduan mata kuliah atau mata pelajaran secara multi disipliner.
  8. Kesinambungan, Tugas tutor memberikan bantuan kepada pembelajar secara berkala ketika pembelajar menghadapi kesulitan dalam memahami materi pembelajaran, mengerjakan tugas, latihan, atau soal. Bantuan yang diberikan adalah membimbing untuk memahami tujuan yang akan dicapai, cara dan teknik mempelajari materi pembelajaran, penerapan metode belajar, dan bantuan lainnya yang dapat mengkondisikan pembelajar untuk belajar dan mencapai hasilnya secara optimal.

Karakteristik atau ciri-ciri pembelajaran jarak jauh antara lain:
  1. Program disusun disesuaikan dengan jenjang, jenis, dan sifat pendidikan. Waktu yang digunakannya pun sesuai dengan sesuai program tersebut. Tujuan program adalah untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap pembelajar. Untuk mengetahui keberhasilan pencapai tujuan program tersebut dilakukan penilaian sendiri (self evaluation).
  2. Dalam proses pembelajaran tidak ada pertemuan langsung secara tatap muka antara pengajar dan pembelajar, sehingga tidak ada kontak langsung antara pengajar dengan pembelajar.
  3. Pembelajar dan pengajar terpisah sepanjang proses pembelajaran itu karena tidak ada tatap muka seperti halnya dalam pembelajaran konvensional, sehingga pembelajar harus dapat belajar secara mandiri.
  4. Adanya lembaga pendidikan yang mengatur pembelajar untuk belajar mandiri. Pendidikan jarak jauh adalah sistem pendidikan yangmenekankan pada cara belajar mandiri (self study). Untuk itu, cara belajar mandiri pembelajar perlu dikelola secara sistematis. Penyajianmateri pembelajaran, pemberian bimbingan kepada pembelajar, danpengawasan serta jaminan keberhasilan pembelajar dilakukan oleh pengajar.
  5. Lembaga pendidikan merancang dan menyiapkan materi pembelajaran, serta memberikan pelayanan bantuan belajar kepada pembelajar. Adanya lembaga pendidikan ini membedakan sistem pendidikan jarak jauh dari proses belajar sendiri (private study) atau teach yourself programmes.
  6. Materi pembelajaran disampaikan melalui media pembelajaran, seperti komputer dengan internetnya atau dengan program e-learning. Misalnya, pembelajaran tentang pengetahuan, keterampilan, dan sikap disampaikan kepada pembelajar melalui media audio visual seperti komputer, TV, radio, media cetak, dan sebagainya.
  7. Melalui media pembelajaran tersebut, akan terjadi komunikasi dua arah (interaktif ) antara pembelajar dengan pengajar, pembelajar dengan pembelajar lain, atau pembelajar dengan lembaga penyelenggara pembelajaran jarak jauh. Inisiatif untuk berkomunikasi datang dari pembelajar atau dari pengajar.
  8. Tidak ada kelompok belajar yang bersifat tetap sepanjang masa belajarnya, karena itu pembelajar menerima pembelajaran secara individual bukannya secara kelompok.
  9. Paradigma baru yang terjadi dalam pembelajaran jarak jauh adalah peran pengajar yang lebih bersifat fasilitator yang memberikan bantuan atau kemudahan kepada pembelajar untuk belajar, dan pembelajar sebagai peserta dalam proses pembelajaran.
  10. Pembelajar dituntut aktif, interaktif, dan partisipatif dalam proses belajar, karena sistem belajarnya secara mandiri yang sedikit sekali mendapatkan bantuan dari pengajar atau pihak lainnya. Pembelajar yang kurang aktif akan lebih mudah gagal dalam proses belajarnya.
  11. Sumber belajar adalah bahan-bahan yang dikembangkan secara sengaja sesuai kebutuhan dengan tetap berdasarkan kurikulum.
  12. Interaksi pembelajaran bisa dilaksanakan secara langsung jika ada suatu pertemuan. Bisa pula secara tidak langsung dengan bantuan tutordalam forum tutorial atau pengajar.
Kriteria Pembelajaran Jarak Jauh Online atau Berbasis Web

Pembelajaran jarak jauh secara online bagi pengajar harus memenuhi kriteria-kriteria antara lain:
  1. Pengajar mudah melaksanakan pembelajaran jarak jauh, misalnya dengan melaksanakan kelas online.
  2. Materi pembelajaran online dibuat dengan cepat dan mudah
  3. Untuk menguasai teknologi informasi dan komunikasi yang akan digunakan dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan mendapatkan pelatihan singkat.
  4. Pengajar diberi kebebasan menunjukkan kemampuan atau keterampilan mengajar dengan caranya sendiri.
  5. Pengajar mampu mengelola dan menguasai lingkungan pembelajarannya.
Pembelajaran jarak jauh secara online bagi pembelajar harus memenuhi kriteria-kriteria antara lain:
  1. Pembelajar diberikan kesempatan yang luwes (fleksibel) dalam mengambil materi pembelajaran sesuai dengan keinginan dan minatnya.
  2. Materi pembelajaran yang diperolehnya akan lebih banyak karena banyak sumber informasinya dibandingkan yang didapat di kelas konvensional.
  3. Terbiasa menggunakan komputer sebagai sumber informasi untuk mendapatkan berbagai informasi.
  4. Menyertakan kolaborasi antar pembelajar seperti dalam pembelajaran konvensional.
  5. Dapat melakukan konsultasi dengan pengajar, dengan pembelajar lainnya, atau melakukan diskusi kelas.

Prinsip Pembelajaran Jarak Jauh dan keterkaitan dengan Dunia Kerja



Pembelajaran jarak jauh mencakup upaya yang ditempuh pembelajar untuk mewujudkan sistem pendidikan sepanjang hayat, dengan prinsip-prinsip kebebasan, kemandirian, keluwesan, keterkinian, kesesuaian, mobilitas, dan efisiensi.Prinsip-prinsip tersebut menjadi dasar bagi pengambil keputusan dalam bidang pendidikan untuk menyediakan berbagai fasilitas pembelajaran jarak jauh.

Prinsip- prinsip pembelajaran jarak jauh tersebut sebagai berikut:
  •  Prinsip kebebasan artinya sistem pendidikan sifatnya demokratis karena dirancang agar bebas bisa diikuti oleh siapa saja. Apalagi pembelajar sifatnya heterogen baik dalam kondisi atau karakteristiknya yang meliputi motivasi, kecerdasan, latar belakang pendidikan, kesempatan maupun waktu untuk belajar. Oleh karena itu, isi program pendidikan, cara penyajian program, dan proses pembelajaran dirancang secara khusus, yaitu tidak terbatas pada materi pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya, tempat, jarak, waktu, usia, jender dan persyaratan non akademik lainnya.
  • Prinsip kemandirian diwujudkan dengan adanya kurikulum atau program pendidikanyang dapat dipelajari secara mandiri (independent learning), belajar peroranganatau belajar kelompok. Pengajar hanya sebagai fasilitator yang memberikan bantuan atau kemudahan kepada pembelajar untuk belajar, sehingga bantuanyang diberikan pengajar seminimal mungkin atau tidak dominan disesuaikandengan keadaan pembelajar tersebut. Materi pembelajaran pun dirancang agarpembelajar dapat belajar mandiri seperti disediakannya paket-paket pembelajaranyang dapat dipelajari sendiri, adanya program tutorial untuk memberikanbimbingan, dan rancangan ujian dengan pendekatan belajar tuntas (mastery learning). Peranan materi pembelajaran dalam proses pembelajaran jarak jauh sangatpenting, maka perlu mengembangkan materi pembelajaran yang baik dalam kualitasdan kuantitasnya.

  •  Prinsip keluwesan memungkinkan pembelajar untuk fleksibel mengatur jadwal dan kegiatan belajar, mengikuti ujian atau penilaian kemajuan belajar, dan mengakses sumber belajar sesuai dengan kemampuan pembelajar.
  • Prinsip kesesuaian menunjukkan pada program belajar yang relevan dengan kebutuhanpembelajar sendiri, tuntutan lapangan kerja, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, atau perkembangan yang terjadi di masyarakat. Pembelaja belajar sesuai dengan keinginan, minat, kemampuan, dan pengalamannya sendiri.
  • Prinsip mobilitas memungkinkan pembelajar belajar dengan cara berpindah tempat sesuai dengan keadaan yang memungkinkan untuk terjadinya proses pembelajaran. Pembelajar pun dapat belajar dengan jenis, jalur, dan jenjang yang setara atau dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi disesuaikan dengan persyaratan yang berlaku.
  • Prinsip efisiensi adalah memberdayakan berbagai macam sumber daya, seperti sumber daya manusia atau teknologi yang tersedia dengan seoptimal mungkinagar pembelajar bisa belajar.

Konsep E- Learning sebagai salah satu Alternatif Sistem Pembelajaran Jarak Jauh yang menunjang Dunia Kerja


         Kegiatan E-learning sudah banyak dijumpai di internet. Subjek yang ditawarkan dalam kegiatan e-learning tersebut juga bermacam-macam, dari yang sifatnya sangat akademis sampai yang sifatnya sangat praktis. Penyelenggara e-learning pun juga bervariasi, ada yang dari lembaga pendidikan yang sudah terkenal (misalnya universitas) atau pun lembaga pendidikan lain yang mungkin saja hanya bergerak di e-learning saja tanpa memiliki kelas-kelas tradisional.

          Karena kegiatan e-learning murni mengandalkan komunikasi via internet sebagai moda komunikasi utamanya, maka bagaimana suatu materi pembelajaran disampaikan dan ditampilkan melalui internet menjadi sangat berperan terhadap keberhasilan program e-learning. Makalah ini akan menguraikan prinsip-prinsip yang berlaku di dalam e-learning berkaitan dengan elemen media yang akan digunakan di dalamnya.

      Dalam E-learning Framework yang dikembangkan oleh Sun Microsystem (Sun Microsystem, 2003), e-learning didefinisikan sebagai kemampuan untuk menggunakan internet, jaringan komputer, dan teknologi elektronika yang lainnya untuk memfasilitasi, mengukur, dan mengelola kegiatan belajar. Hal yang menarik dari e-learning adalah kemampuannya secara teori untuk mengurangi (atau bahkan menghilangkan sama sekali) dua pembatas terbesar dalam pengembangan dan pembelajaran yang berkelanjutan bagi para pembelajar, yaitu waktu dan biaya.

          Sebuah perusahaan misalnya, tentu mengharapkan para pekerjanya dapat terus belajar dalam rangka meningkatkan kompetensi para pekerja. Namun, kendala yang dihadapi adalah masalah waktu pekerja (jika menempuh pendidikan tradisional yang waktu belajarnya sama dengan waktu efektif untuk bekerja, pekerja akan menjadi tidak produktif bagi perusahaan) dan biaya. Bagi sebuah perusahaan, harapan yang menyertai program e-learning di suatu perusahaan adalah bahwa tiap karyawan dapat meningkatkan keterampilan baru untuk meningkatkan kinerjanya “hanya dengan menggunakan komputer”, istilah lain dari belajar melalui e-learning (Schank, 2002).

       Ruth Clark (Clark, 2002) menuliskan enam prinsip yang harus diperhatikan berkaitan dengan elemen media yang digunakan supaya sebuah program e-learning berlangsung efektif. Keenam prinsip menyangkut elemen media dalam e-learning yang disebutkan Clark berikut merupakan dasar-dasar bagaimana mengembangkan media dalam e-learning. Pengembangan media yang dimaksud di sini menyangkut kombinasi teks, grafik, dan suara untuk menyampaikan materi pembelajaran. Keenam prinsip tersebut adalah:

  • Prinsip Multimedia: menambahkan grafik ke dalam teks meningkatkan kegiatan belajar. Yang dimaksud dengan grafik di sini adalah gambar diam (garis, sketsa, diagram, foto) dan gambar bergerak (animasi dan video). Grafik yang ditambahkan ke dalam teks sebaiknya yang selaras dengan pesan yang disampaikan dalam teks. Grafik yang ditambahkan untuk hiburan (entertainment) dan kesan dramatis tidak saja tidak meningkatkan kegiatan belajar, tetapi justru dapat menurunkan kegiatan belajar.
  •  Prinsip Contiguity (kedekatan): menempatkan teks di dekat grafik meningkatkan kegiatan belajar. Contiguitymerujuk pada susunan teks dan grafik pada layar. Seringkali dalam suatu materi e-learning, grafik diletakkan pada bagian atas atau bawah teks sehingga teks dan grafik tidak bisa dilihat dalam satu layar, atau teks dan grafik tidak dapat dilihat secara bersamaan. Ini merupakan pelanggaran yang umum terjadi terhadap prinsip contiguity, yang menyatakan sebaiknya grafik dan teks yang bersesuaian diletakkan berdekatan.
  •  Prinsip Modality: menjelaskan grafik dengan suara meningkatkan kegiatan belajar. Prinsip ini terutama berlaku untuk animasi atau visualisasi kompleks dalam suatu topik yang relatif kompleks dan belum dikenal oleh pembelajar.
  •  Prinsip Redundancy (kelebihan): menjelaskan grafik dengan suara dan teks yang berlebihan dapat merusak kegiatan belajar. Banyak program e-learningyang menyajikan kata-kata dalam teks dan suara yang membaca teks. Banyak hasil riset yang mengindikasikan bahwa kegiatan belajar terganggu ketika sebuah grafik dijelaskan melalui kombinasi teks dan narasi yang membaca teks.
  • Prinsip coherence (kesesuaian): menggunakan visualisasi, teks, dan suara yang tidak berhubungan (sembarangan) dapat merusak kegiatan belajar. Dalam banyak website e-learningsering ditemukan penambahan-penambahan yang tidak perlu, misalnya penambahan games, musik latar, dan ikon-ikon tokoh kartun terkenal. Penambahan-penambahan ini, selain tidak meningkatkan kegiatan belajar, juga dapat merusak kegiatan belajar itu sendiri.
  • Prinsip personalisasi: menggunakan bentuk percakapan dan gaya-gaya pedagogis dapat meningkatkan kegiatan belajar. Sejumlah penelitian yang dirangkum oleh Byron Reeves dan Clifford Nass dalam bukunya, The Media Equation, menunjukkan bahwa seseorang memberikan respon terhadap komputer seperti ketika ia memberi respon kepada orang lain.


       Proses pemilihan media untuk pembelajaran jarak jauh (termasuk di dalamnya adalah e-learning), dalam banyak kasus, menyerupai dengan pemilihan media untuk pembelajaran dengan sistem tatap muka atau pembelajaran tradisional. Penyampaian materi pembelajaran melalui media online menawarkan kemudahan akses bagi pembelajar. Pemilihan media untuk e-learning dimulai dengan melihat tujuan kegiatan belajar, yaitu apakah tujuan kegiatan belajar dapat dicapai melalui kegiatan mendengarkan, melihat, atau melalui interaksi media. Dengan demikian, tujuan kegiatan belajar akan menentukan media yang digunakan, baik berdiri sendiri-sendiri atau pun merupakan gabungan dari berbagai media (Ely, 2003).

  Bahan Bacaan : 
  1. http://e-learning-teknologi.blogspot.com/2012/12/prinsip-pembelajaran-jarak-jauh.html
  2. http://randirian21.blogspot.com/2015/12/pembelajaran-jarak-jauh.html
  3. http://pendmasadepan.blogspot.com/2012/02/prinsip-belajar-jarak-jauh.html
  4. http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/PRODI._ILMU_KOMPUTER/196603252001121-MUNIR/BUKU/PEMBELAJARAN%20JARAK%20JAUH%20BERBASIS%20TEKNOLOGI%20INFORMASI%20DAN%20KOMUNIKASI%20%28TIK%29.pdf
  5. https://sis.binus.ac.id/2019/02/13/e-learning-sebagai-media-pembelajaran-jarak-jauh/
  6. https://www.academia.edu/24548852/PJJ_TIK-Pembelajaran_Jarak_Jauh_Berbasis_Online_dan_WEB

 ( Pembelajaran Jarak Jauh memberikan kontribusi bagi Dunia Kerja, sebagai Alternatifkah ataukah     sebagai Solusi ??? Hal ini tergantung kacamata Individu yang menilainya...)

7 komentar:

  1. Assalamualaikum Warohmatullahi Wabrokatuh...
    Terima kasih telah berbagi informasi dan pengetahuan terkait dengan prinsip dasar pembelajaran jarak jauh yang dapat menunjang dunia kerja.

    Di negara maju, pendidikan/pembelajaran jarak jauh telah menjadi alternatif pendidikan yang cukup digemari. Pendidikan ini diikuti oleh para mahasiswa, karyawan, eksekutif, bahkan ibu rumah tangga dan orang lanjut usia. Hampir separuh dari sekitar 3900 lembaga pendidikan tinggi di Amerika Serikat menyelenggarakan sejenis pendidikan jarak jauh. Pendidikan jarak jauh bukanlah hal yang baru. Pada awalnya dimulai dengan kursus tertulis dan dalam bentuk pendidikan tinggi formal berbentuk Universitas Terbuka. Pada awal terselenggaranya pendidikan jarak jauh oleh masyarakat di anggap sebagai jenis pendidikan alternatif atau pendidikan kelas dua. Masih kalah dengan pendidikan konvensional yang mengharuskan kehadiran mahasiswa/peserta didik.
    Di Indonesia sendiri pendidikan jarak jauh masih belum berkembang dengan pesat dikarenakan pembatasan struktur budaya dan regulasi yang ada. Namun demikian, tidak mustahil bahwa Indonesia harus mengikuti kecenderungan yang terjadi secara global ini. Keberhasilan pembelajaran jarak jauh ditunjang oleh adanya interaksi maksimal antara pendidik dan peserta didik, antara peserta didik dengan berbagai fasilitas pendidikan, antara peserta didik dengan peserta didik lainnya, dan adanya pola pendidikan yang aktif dalam interaksi tersebut. Artinya pola, sistem dan proses akademik yang dilakukan harus sesuai ketentuan sehingga tidak ada perbedaan dengan proses pembelajaran reguler/konvensional. Yang muaranya pada kemampuan/kompetensi para lulusan (output).

    Kaitannya dengan dunia kerja saat ini, dalam era globalisasi dan masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) dengan persaingan yang sangat ketat, maka pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan perangkat teknologi merupakan bukan hanya sebatas alternatif. Pembelajaran jarak jauh merupakan sistem belajar yang efektif, fleksibel, dan menguntungkan. Belajar dapat dilakukan di mana dan kapan saja.

    Menurut Miarso (2004:321) "Sebagaimana komponen dari sistem pendidikan nasional, sistem pendidikan jarak jauh dapat diselenggarakan pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Penyelenggaraan sistem pendidikan tersebut perlu mendapatkan pengaturan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku pada pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan tinggi, pendidikan luar sekolah, pendidikan kedinasan, pendidikan keagamaan, dan pendidikan berkelanjutan."

    Untuk pendidikan kedinasan sendiri, PJJ merupakan pendidikan yang bertujuan meningkatkan kemampuan dalam pelaksanaan tugas kedinasan bagi pegawai atau calon pegawai suatu departemen atau lembaga pemerintah non departemen. Contoh penerapannya adalah dengan diselenggarakannya kegiatan-kegiatan Diklat bagi calon atau para pegawai. Beberapa instansi/lembaga telah menerapkan PJJ ini dalam menyelenggarakan pelatihan dasar bagi calon ASN, contohnya Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasiona (BKKBN).

    Terima kasih.


    BalasHapus
  2. Wa'alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh...
    Terima Kasih atas tanggapan dan informasi berharganya Saudari Adhita, memang Pembelajaran Jarak Jauh/ PJJ telah banyak di minati dan dilakukan oleh banyak orang diluar sana, apalagi Negara-negara maju yang memang secara teknologi mereka mengalami perkembangan yang pesat, bahkan mereka bukan hanya pengguna atau konsumen namun lebih kepada merancang sekaligus memenfaatkan dan menerapkannya untuk berbagai kepentingan. Di Indonesia hal seperti ini belum terlalu familiar karena berbagai keterbatasan dan juga dipengaruhi oleh paradigma maupun pola fikir Masyarakat yang secara umum belum terlalu berkembang sehingga ini belum menjadi suatu hal lumrah atau lazim dilakukan dengan reaksi yang antusias, namun dalam prosesnya tetap butuh kesiapan, kemampuan dan skill untuk mampu beradaptasi dengan sistem PJJ yang memnfaatkan Teknologi, karena jika tanpa perencanaan yang matang yang dibarengi dengan kemampuan serta skill dalam memanfaatkan teknologi sebagai media atau perantara penyampai suatu informasi maka output yang diharapkan dari suatu Program PJJ tidak akan optimal seperti yang diharapkan.. Jadi Statment tentang PJJ sebagai alternatif lebih didasarkan pada Sumber Daya Manusia yang belum optimal untuk terlibat didalam PJJ secara umum, namun hal ini tetap dapat diterapkan terhadap kaum Intelektual, akademisi serta praktisi, namun akan masih terkendala bagi Masyarakat umum yang belum memanfaatkan teknologi. Kecenderungan Masyarakat Indonesia aktif melalui media sosial yang tersedia namun hal ini belum dimanfaatkan sebagai konten pegembangan diri, namun lebih kepada eksistensi dan sebatas promosi... Demikian, Terima Kasih, Salam Sukses🙂🙏

    BalasHapus
  3. Sekilas membaca uraian diatas, dapat ditangkap maksud dan tujuan dari pembelajaran jarak jauh ataupun elearning. Maak saya mencoba memberi sedikit masukan bahwasanya dalam mempersiapkan peserta didik diera industri 4.0 ini tekhnologi harus sejalan dengan proses pembelajaran jika ditagih 96 kita belajar tekhnologi, 06 kita gunakan tekhnologi untuk belajar maka pada era ini, dimulai dari 2016 bagaimana kita dituntut untuk menciptakan kecerdasan buatan, agr kita bukn sebagai pengguna saja, tapi kita dituntut mengkreasikan.

    BalasHapus
  4. Terima Kasih atas tanggapannya Saudara Budi H, pemikiran yang sangat aplikatif, memang sebaiknya kita bukan sebagai user saja namun lebih inovatif dalam mengimplementasikan teknologi yang ada, tugas orang-orang dewasa disekitar remaja dan generasi millenial untuk membimbing dan memotivasi generasi tersebut agar dapat mengembangkan potensi dan skill yang dimiliki secara optimal berkenaan dengan pemanfaatan teknologi dan informasi di era revolusi industri 4.0

    BalasHapus
  5. pada materi ini sangat menarik untuk didiskusikan, pada pembelajaran jarak jauh pembelajaran di lakukan dengan menggunakan e-learning yang tentunya dengan mengakses internet, nah disamping sisi positif dapat membantu pembelajaran menjadi lebih mudah pastinya juga memiliki sisi negatif yang nantinya akan sulit untuk di kontrol... mungkin bisa kita diskusikan bersama bagaimanakah solusi untuk membatasi hal-hal yang bersifat negatif tersebut. terimakasih

    BalasHapus
  6. Pembahasaanya cukup menarik,intisarinya banyak terkandung di dalamnya yang bisa saya ambil,e-learning ini sangat membantu aktivitas, khususnya guru di sekolah tersebut....terimakasih

    BalasHapus
  7. Materi yang sangat menarik. Terkait dengan pendapatan yang tidak merata dinegeri ini dan tidak semua masyarakat memahami penggunaan internet, akan sedikit banyak menghambat PJJ tersebut bagaimana agar peserta didik tetap mendapat pembelajaran yang sama tanpa harus memarjinalkan peserta didik tersebut.

    BalasHapus